Green News
Sistem Kredit Karbon Australia Dicap Gagal, Tak Bantu Atasi Krisis Iklim
Studi menyebut regenerasi hutan pedalaman sebagian besarnya tidak memperbaiki tutupan pohon yang dijanjikan.
Kamis, 28 Maret 2024
Ilustrasi. Studi menyebut skema kredit karbon di Australia gagal dalam upaya membantu mengatasi krisis iklim. (PIXABAY).
Denpasar. Studi baru menyebut metode penyeimbangan karbon di Australia gagal dalam skala global. Oleh karenanya, karbon">kredit karbon Australia dinilai tidak berbuat banyak dalam membantu permasalahan krisis iklim.
Penelitian yang dilakukan oleh 11 akademisi menemukan bahwa teknik yang digunakan untuk penyeimbangan karbon di Australia dan komitmen untuk meregenerasi hutan pedalaman, sebagian besar tidak memperbaiki tutupan pohon seperti yang telah dijanjikan pada periode 2015-2022.
Penelitian yang tertuang dalam jurnal alam bertajuk Communications Earth & Environment tersebut menganalisisi 182 proyek di daerah kering dan semi-gurun. Hasilnya, tutupan hutan hampir tidak tumbuh atau menyusut hingga 80 persen.
Mengutip earth.com, Rabu (27/3), para akademisi yang terlibat dalam penelitian itu mengatakan proyek-proyek tersebut tidak mengurangi emisi seperti yang dijanjikan. Perusahaan-perusahaan pencemar yang membeli kompensasi pun kerap kali tidak mengurangi dampaknya terhadap iklim seperti yang diklaim.
Kenyataan ini menjadi masalah besar secara global karena metode regenerasi hutan di Australia merupakan program penyeimbangan karbon terbesar kelima di dunia, dengan luasan proyek hampir 42 juta hektare (Ha). Lebih luas dari Jepang.
Lebih dari 37 juta karbon">kredit karbon, masing-masing satu ton CO2 yang diambil dari atmosfer bernilai antara US$750 juta hijngga US$1 miliar, dikeluarkan untuk proyek besar ini pada Juni 2023 lalu.
Andrew Macintosh, Profesor Hukum Lingkungan Hidup di Australian National University, sekaligus mantan kepala Badan Jaminan Integritas Kredit Karbon, melemparkan kritik tajam terhadap pengelolaan skema karbon">kredit karbon tersebut. Ia menggambarkan sebagai kepalsuan dan penipuan terhadap pembayar pajak dan lingkungan.
Megan Evans, Dosen Senior Kebijakan Lingkungan Hidup di Universitas New South Wales di Canberra sekaligus penulis dalam studi tersebut menyebut peneliti menemukan tidak ada satu pun tutupan hutan yang bisa dilihat dari proyek ini.
“Artinya, proyek-proyek tersebut tidak benar-benar menyerap jumlah karbon yang diklaim dan kita mempunyai sejumlah besar karbon">kredit karbon dalam sistem yang tidak mewakili satu ton CO2,” tegasnya.
“Sebagian besar kredit (karbon) ini digunakan untuk mengimbangi penghasil emisi besar berdasarkan mekanisme safeguard, sehingga kami tidak benar-benar mengurangi emisi karbon. Hasil keseluruhannya, kami meningkatkan jumlah polusi karbon,” lanjut Evans.
Para peneliti mendesak Pemerintah Australia untuk berhenti mengeluarkan karbon">kredit karbon untuk proyek regenerasi di wilayah yang belum jelas. Demi integritas pasar karbon Australia dan upaya dekarbonisasi negeri kanguru itu sendiri.
Regulator Energi Bersih, yang mengelola skema itu, meyakini integritas skema karbon">kredit karbon dan metode regenerasi yang dilakukan.
Namun, Menteri Perubahan Iklim Chris Bowen mengatakan akan meninjau kembali skema karbon">kredit karbon di Australia.
Bowen, mengutip Ian Chubb, mantan kepala Ilmuwan Australia, berpendapat bahwa skema itu pada dasarnya bagus. Tetapi, perlu beberapa reformasi untuk diterapkan.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar