logo loading

Green Lifestyle

Polusi Ancam Kesehatan Lebih Besar dari HIV atau TBC

Studi menyebut polutan berperan dalam penyakit kardiovaskular dan telah menyebabkan 20 juta orang di dunia setiap tahun meninggal.

 Selasa, 11 Juni 2024

Studi menyebut polutan berperan dalam penyakit kardiovaskular dan telah menyebabkan 20 juta orang di dunia setiap tahun meninggal. (PEXELS/Markus Distelrath).


Denpasar. Studi yang tertuang dalam Journal of American College of Cardiology mengungkap polusi mengancam kesehatan lebih besar kalau dibandingkan penyakit, seperti malaria, HIV, tuberkulosis (TBC), atau pun obat-obatan terlarang dan alkohol.

Para peneliti yang dipimpin oleh Universitas Edinburgh dan Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai menyebut pemanasan global, polusi udara, asap kebakaran hutan dan polutan yang ada di tanah, kebisingan, cahaya, termasuk bahan kimia beracun, lebih berbahaya bagi kesehatan.

"Setiap tahun, sekitar 20 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit kardiovaskular dan peran polutan semakin meningkat," ujar Jason Kovavic, Direktur dan CEO Victor Chang Cardiac Research Institute, dikutip earth.com, akhir pekan lalu.

"Polutan telah mencapai seluruh penjuru dunia dan berdampak pada seluruh manusia. Kita menyaksikan kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya, kenaikan suhu, kebisingan di jalan raya, dan polusi cahaya di kota-kota di seluruh dunia, termasuk juga paparan bahan kimia beracun yang belum teruji di rumah kita," lanjutnya.

Menurut Kovavic, tubuh manusia dibombardir dengan polutan dari segala sudut dan berdampak buruk pada kesehatan jantung. "Bukti menunjukkan jumlah orang meninggal sebelum waktunya karena berbagai bentuk polusi jauh lebih tinggi dibandingkan yang diketahui saat ini," terang dia.

Polutan, seperti asap dan racun kimia, apabila terhirup jauh ke dalam saluran pernapasan mengakibatkan stres oksidatif dan merusak organ, termasuk jantung.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 99% populasi dunia tinggal di tempat yang standar kualitas udaranya tidak terpenuhi," tulis penulis penelitian.

Tidak cuma itu, polusi suara dan cahaya juga memengaruhi pola tidur, mendorong peradangan, dan meningkatkan tekanan darah, serta penambahan berat badan.

Belum lagi, panas ekstrem yang dapat menyebabkan dehidrasi, ketegangan kardiovaskular, serta gagal ginjal akut.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah ada faktor risiko lain yang membuat orang lebih rentan, seperti gaya hidup atau lingkungan tempat tinggal.

"Tindakan segera juga diperlukan sejalan dengan kemajuan perubahan iklim dan polusi yang menyusup ke udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang dimakan, dan lingkungan tempat tinggal kita," imbuh penulis penelitian.

Adapun sejumlah statistik kunci dalam penelitian, yaitu:

  1. Polusi udara, baik di dalam dan luar ruangan mengakibatkan lebih dari 7 juta kematian dini setiap tahun, dengan lebih dari 50% disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
  2. Seperlima dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskular disebabkan polusi udara.
  3. Selama gelombang panas, risiko kematian kardiovaskular akibat suhu meningkat lebih dari 10%.
  4. Secara global, asap kebakaran hutan diperkirakan mengakibatkan 339 ribu-675 ribu kematian dini per tahun.
  5. Di Eropa, 113 juta orang terdampak kebisingan lalu lintas jangka panjang.

Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler