logo loading

Green Indonesia

Kemerdekaan Bukan Cuma Soal Merah Putih, Tapi Juga Bebas dari Fast Fashion!

Merayakan Kemerdekaan dengan Tren

 Jumat, 15 Agustus 2025

Ilustrasi. Merdeka dari fast fashion (Unsplash/Francois Le Nguyen)


Jakarta. Setiap bulan Agustus, semangat kemerdekaan terasa membara di seluruh penjuru negeri. Bendera Merah Putih berkibar, lagu nasional berkumandang, dan yang tidak kalah seru, banyak juga yang merayakan momen ini dengan mengenakan outfit yang serasi dengan hari kemerdekaan ini.

Tren "outfit check" di media sosial seperti TikTok, pun menjadi salah satu cara yang paling seru dan interaktif bagi anak muda untuk mengekspresikan diri dan berbagi kecintaan mereka pada mode. Warna merah dan putih pun mendominasi feed media socia. 

Tapi, tahukah greeners, di balik tren "outfit check" itu, ada jejak lingkungan yang sangat besar?

Ketika ada momen besar seperti hari raya keagamaan sampai hari kemerdekaan, banyak dari kita terdorong untuk membeli baju baru demi tampil oke. Sayangnya, mayoritas baju yang dijual di pasaran adalah produk fast fashion.

Baju-baju ini diproduksi secara massal, dengan harga murah dan dirancang untuk cepat berganti tren. Tujuannya cuma satu: agar kita terus membeli dan terus terjerat dalam siklus konsumsi.

Ironisnya, saat kita merayakan kemerdekaan yang harusnya menunjukkan simbol kebebasan, kita justru terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak merdeka. Kita membebani bumi dengan limbah dan polusi dari industri fast fashion.

Data yang Bikin Kita Mikir Dua Kali Sebelum "Outfit Check"

Mungkin kita enggak sadar, tapi dampak fast fashion itu nyata dan mengancam. Bayangkan, sebelum kita bangga pamer baju baru di TikTok atau media social lainnya, kita perlu tahu fakta-fakta ini:

● Limbah Tekstil Menumpuk: 

Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, pada tahun 2021, Indonesia menghasilkan 2,3 juta ton limbah tekstil. Mirisnya, hanya sekitar 0,3 juta ton yang berhasil didaur ulang. Sisanya? Menggunung di TPA, bahkan butuh 200 tahun untuk terurai jika terbuat dari poliester.

● Boros Air: 

Untuk memproduksi satu potong kaos saja, dibutuhkan sekitar 2.700 liter air. Jumlah ini setara dengan kebutuhan air minum kita selama dua setengah tahun!

● Polusi Udara dan Air: 

Industri fashion adalah penyumbang emisi karbon terbesar kedua di dunia setelah industri minyak dan gas. Selain itu, 20% polusi air global juga berasal dari limbah industri tekstil, terutama dari proses pewarnaan.

Data-data ini bukan cuma sekadar angka, tapi cerminan dari kebiasaan kita yang tanpa sadar merusak lingkungan demi sebuah trend.

Gimana Cara "Outfit Check" Kemerdekaan yang Tetap Keren dan Ramah Lingkungan?

Merayakan kemerdekaan bukan berarti harus membeli baju baru. Justru, kemerdekaan sejati adalah ketika kita bebas dari paksaan untuk terus mengikuti tren dan bisa lebih bijak dalam memilih. 

Berikut beberapa cara untuk ikutan trend "outfit check" Kemerdekaan yang tetap on point dan eco-friendly:

Mix and Match Aja!

Bongkar Isi Lemari. Greeners pasti bisa menemukan kombinasi warna merah dan putih dari baju yang sudah ada. Ini jauh lebih personal dan unik daripada baju yang dijual massal. Tunjukkan kreativitasmu dengan memadupadankan koleksi lama!

Thrifting is The New Black (dan Merah Putih)

Berburu baju bekas di toko loak atau thrift shop itu seru, unik, dan ramah lingkungan. Selain menghemat uang, kamu juga membantu mengurangi limbah fashion.

Dukung Brand Lokal yang Berkelanjutan

Banyak desainer Indonesia yang mulai mengadopsi konsep slow fashion dan menggunakan bahan ramah lingkungan. Dengan membeli produk mereka, kamu tidak hanya tampil keren, tapi juga mendukung ekonomi hijau dan brand lokal.

Yuk rayakan Hari Kemerdekaan dengan cara yang lebih bermakna. Tampil keren tanpa mengorbankan bumi kita. Karena kemerdekaan yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa hidup berdampingan dengan alam, tanpa merusaknya. 


Wartawan : Sekaring Ratri

Penulis : Sekaring Ratri

Komentar