Green News
Studi Ungkap Pola Pergerakan Pari Manta Karang di Raja Ampat
Penelitian mengungkap pari manta karang kerap berpindah-pindah dari satu habitat ke habitat lainnya.
Jumat, 12 April 2024
Penelitian mengungkap pari manta karang kerap berpindah-pindah dari satu habitat ke habitat lainnya. (Konservasi Indonesia/Abdi Hasan).
Denpasar. Studi mengungkap pola pergerakan dan jaringan habitat penting pari manta karang yang berada di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Dalam temuannya, pari manta karang disebut kerap berpindah-pindah dari satu habitat penting ke habitat penting lainnya yang berjarak dekat maupun perjalanan jarak jauh.
Temuan itu tertuang dalam jurnal Royal Society Open Science. Penelitian dipimpin oleh Edy Setyawan bersama Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Kawasan Konservasi di Kepulauan Raja Ampat, Konservasi Indonesia, Conservation International, Macquarie University of Australia, serta University of Auckland.
Penelitian ini dilakukan selama lima tahun, yaitu pada periode 2016-2021. Para peneliti menilai temuan tersebut menandai langkah krusial yang dapat diambil dalam memahami dan melindungi spesies yang secara global rentan punah. Studi ini juga mengidentifikasi hub atau pusat lokasi dalam jaringan pergerakan pari manta karang untuk navigasi dan kelangsungan hidup mereka.
Temuan krusial dari penelitian ini adalah keberadaan tiga sub-populasi pari manta karang yang secara demografis dan geografis berbeda. Ketiganya menghuni ekosistem atol Ayau di utara Raja Ampat, ekosistem terumbu karang yang sangat luas di barat laut perairan Raja Ampat, dan di tenggara Pulau Misool di selatan Raja Ampat.
Edy menilai temuan ini cukup tak terduga, mengingat pari manta karang memiliki kemampuan untuk berpindah ratusan kilometer dan tidak ada hambatan yang jelas untuk menghalangi pergerakan mereka di antara ketiga wilayah tersebut di Raja Ampat.
"Penelitian kami memberikan informasi terbaru pada pola pergerakan yang kompleks dari pari manta karang di Raja Ampat yang menekankan perlunya pendekatna yang tepat dan terukur dalam upaya konservasi jenis ikan terancam punah ini," ujarnya lewat keterangan resmi, Kamis (11/4).
"Memahami jaringan ini memungkinkan kami mengidentifikasi habitat penting dan koridor migrasi pari manta karang dan dapat menjadi masukan untuk upaya konservasi yang krusial bagi kelangsungan hidup jenis ikan ini," lanjut Edy.
Focal Species Conservation Senior Manager Konservasi Indonesia Iqbal Herwata yang juga menjadi salah satu penulis penelitian ini menyebut bahwa hasil temuan ini dapat mendukung pengelolaan kawasan konservasi perairan Raja Ampat.
"Kami merekomendasikan agar pengelola kawasan konservasi perairan di Raja Ampat mempertimbangkan untuk meningkatkan pendekatan mereka dalam pengelolaan meta-populasi pari manta karang di Raja Ampat dengan menciptakan tiga unit pengelolaan yang masing-masing berfokus pada satu sub-populasi mereka," imbuh Iqbal.
VP of Asia-Pacific Marine Programs Conservation International Mark Erdmann sekaligus pembimbing studi doktoral Edy Setyawan menilai lewat temuan ini, muncul kebutuhan mendesak untuk perluasan perlindungan pari manta karang.
"Studi ini juga menyoroti satu situs agregasi pari manta yang dikenal sebagai Eagle Rock, tidak jauh di selatan Pulau Kawe, sebagai hub penting pergerakan mereka. Karenanya, ini menekankan kebutuhan mendesak untuk memperluas perlindungan spasial ke area ini lewat perluasan jejaring KKP di Raja Ampat terutama karena meningkatnya ancaman terhadap area penting ini dari aktivitas tambang nikel di Pulau Kawe," tutur Erdmann.
Kepala BLUD UPTD Pengelolaan Kawasan Konservasi Kepulauan Raja Ampat Syafri menyambut baik studi ini sebagai rekomendasi yang sangat penting. "Temuan ini sangat penting untuk menyempurnakan upaya konservasi spesies ikonik kami di Raja Ampat. Kami akan mempertimbangkan ini secara serius dan berkolaborasi dengan Pokja Manta untuk menyempurnakan dan mengintegrasikannya dalam strategi pengelolaan," katanya.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar