Green Culture
Sejuta Manfaat Menanam Pohon
Kamis, 25 Januari 2024
Ilustrasi. Januari identik dengan gerakan menanam satu juta pohon. Kegiatan ini dilakukan serentak di seluruh provinsi di Indonesia. (PIXABAY).
Mataram. Januari identik dengan Gerakan 1 Juta Pohon. Pasalnya, setiap tanggal 10 pada bulan ini pemerintah berupaya pohon">menanam pohon di seluruh provinsi di Indonesia.
Lantas, apa sih keuntungan pohon">menanam pohon bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan?
1. Menurunkan Angka Kematian
Studi di Oregon, Amerika Serikat (AS), membuktikan ada hubungan terbalik antara angka kematian masyarakat dengan aktivitas pohon">menanam pohon. Bermula dari kampanye pohon">menanam pohon yang dilakukan oleh organisasi nirlaba 'Friends of Trees’ yang telah berlangsung selama 30 tahun, peneliti menemukan bahwa semakin lama angka kematian di wilayah tersebut semakin menyusut.
Peneliti dari Barcelona Institute for Global Health and the USDA Forest Service menemukan bahwa angka kematian yang tidak diakibatkan oleh kecelakaan berangsur turun hingga 20 persen dalam 15-30 tahun. Tak sampai disana saja, angka kematian akibat penyakit jantung pun turun sebanyak 6 persen.
Studi juga menemukan semakin tua usia yang pohon yang ditanam, semakin besar pula pengaruhnya terhadap usia harapan hidup masyarakat. Pohon yang ditanam dalam lima tahun terakhir hanya menyumbang 15 persen pengaruh terhadap angka kematian masyarakat sekitar.
Namun, pohon yang berusia 11-15 tahun memberikan pengaruh hingga 30 persen terhadap penurunan tingkat kematian, khususnya bagi warga manula berusia di atas 65 tahun.
2. Mengefisienkan Anggaran Kesehatan
Studi yang sama mengestimasikan penghematan anggaran kesehatan sebesar 14,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 222 miliar per tahun berkat banyaknya nyawa yang terselamatkan lewat aksi pohon">menanam pohon.
Padahal, rata-rata biaya tahunan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat untuk merawat pohon-pohon yang telah ditanam tersebut hanya berkisar 3.000 dolar AS hingga 13 ribu dolar AS per tahun atau setara dengan Rp 47 juta hingga Rp 203 juta per tahun saja.
3. Menyerap Polutan
Setangkai pohon punya manfaat ajaib dalam menyerap partikel polutan dari udara. Jumlah polutan yang dapat diserap oleh pohon bervariasi antara 160 kg hingga 28.488 kg per tahun.
Di antara spesies pohon lain, pohon trembesi, pohon angsana dan pohon akasia menempati posisi teratas sebagai pohon yang paling efektif dalam menyerap polutan dari udara.
Baca juga:
Studi: Jus Buah Bisa Bikin Gemuk!
4. Menurunkan Suhu Bumi
Polutan yang terserap oleh pepohonan menjinakkan suhu bumi yang panas akibat efek rumah kaca dari partikel polutan di udara. Tak tanggung-tanggung, tim peneliti dari Institute for Atmospheric and Climate Science, ETH Zurich menemukan tutupan pepohonan di wilayah perkotaan bisa menurunkan suhu permukaan hingga 12 celcius dibandingkan wilayah lain yang tidak memiliki tutupan pepohonan.
5. Menjaga dan menyimpan cadangan air baku
Rata-rata pepohonan membutuhkan 15 galon atau sekitar 55,5 liter air per minggu untuk bertahan hidup. Sebagai imbalannya, pepohonan tersebut mengumpulkan cadangan air baku sebanyak 200 galon atau sekitar 740 liter per hari.
Tak hanya mengumpulkan cadangan air, pepohonan juga membantu memecah polutan di dalam air hujan agar tidak mencemari laut.
6. Melindungi Tanah dari Erosi
Pengikisan tanah akibat air hujan sering berujung pada bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Pepohonan merupakan jawaban atas persoalan tersebut.
Pohon berperan sebagai pemecah air hujan sebelum menghantam permukaan tanah. Tanpa pohon, air hujan dalam membuat erosi yang buruk.
Tak hanya hujan, angin kencang pun dapat mengakibatkan erosi pada permukaan tanah. Namun, potensi bahaya ini bisa diredam jika tanah lapang memiliki tutupan pepohonan berakar kokoh yang menjaganya dari terjangan badai.
7. Meningkatkan Kesuburan Tanah
Pohon terbukti mampu meningkatkan kesuburan tanah secara efektif. Selain menjaga kelembaban tanah, pohon juga menyumbang lapisan humus yang subur dari dedaunan yang berguguran dan bakteri pengurai nitrogen yang bersimbiosis dengannya.
Wartawan : Fathia Nurul Haq
Komentar