Green News
Penyakit Zoonosis Ada di Indonesia, BRIN Ungkap Cara Kendalikannya
Zoonotik yang masuk Indonesia, antara lain rabies, antraks, dan avian influenza.
Selasa, 02 April 2024
BRIN mengungkapkan sejumlah zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya ada di Indonesia. Di antaranya rabies, antraks, avian influenza, dan helminthiasis. (iStock).
Jakarta. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan sejumlah zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya ada di Indonesia. Di antaranya rabies, antraks, avian influenza, dan helminthiasis.
Penyakit zoonotik ini disebabkan oleh mikroorganisme parasit yang dapat berupa bakteri, virus, jamur, serta parasit, seperti protozoa dan cacing. Peneliti Pusat Riset Veteriner (PRV) BRIN memaparkan sejumlah cara mengendalikan penyakit tersebut. Berikut rangkumannya.
Rabies
Pemberantasan rabies dapat dilakukan lewat dua pendekatan, yaitu zona dan tahapan. Pendekatan zona dapat ditentukan dari kondisi geografis terjadinya kasus. Sedangkan, pendepatan tahapan mengadopsi stepwise approach towards rabies elimination (SARE).
“SARE dikembangkan sebagai alat perencanaan, pemantauan, dan evaluasi One Health yang praktis untuk memandu, mengembangkan, dan menyempurnakan program pengendalian rabies,” ujar Peneliti PRV BRIN Agus Wiyono, dilansir brin.go.id, Senin (1/4).
Antraks
Pengendalian antraks dapat dilakukan dengan menerapkan tata laksana hewan hidup dan lingkungan yang tercemar. Upaya lainnya, melakukan vaksinasi terhadap hewan.
“Khusus untuk hewan yang dikirim dari daerah terkontaminasi antraks harus divaksin minimal 20 hari dan maksimal enam bulan sebelum didistribusikan,” kata Peneliti PRV BRIN Rahmat Setya Adji.
Cacing Nematoda Trichuris dan Cestode Hymenolepis
Beberapa penyakit parasit dari satwa primata juga bersifat zoonosis. Peneliti PRV BRIN Nanis Nurhidayah mengatakan kasus tersebut pernah dialami primata di Bako National Park, Sarawak Malaysia, yang terinfeksi cacing.
Penyebab penyakit ini disebabkan antara lain, makanan dan lingkungan. Penyakit ini erat dengan aspek sanitasi dan higienis, serta ketersediaan air bersih. Dampak infeksinya bisa mengakibatkan tumor, anemia, bahkan malnutrisi.
Protozoa Cryptosporidum
Penyakit infeksi lainnya adalah protozoa cryptosproridum. Kasus ini pernah mewabah pada 2022 lalu. Penyakit parasit ini disebabkan kontaminasi jus dan sayuran segar yang dikonsumsi. Untuk memutus mata rantainya, perlu protokol kesehatan secara disiplin.
Baca juga:
Ahli Geologi Bantah Deklarasi Era Antroposen
Analisisi Bibliometrik
Peneliti PRV BRIN Diana Nurjanah menuturkan analisis bibliometrik dapat menjadi pilihan untuk penelitian. Di antaranya, membantu identifikasi tren penelitian, mengungkap pola kolaborasi, menentukan faktor pengaruh, dan memberikan wawasan yang berharga dalam pengembangan penelitian dan pengambil keputusan di Indonesia.
“Analisis bibliometrik adalah metode penelitian yang menggunakan data bibliografis untuk menganalisis publikasi ilmiah, kutipan, dan pola penelitian dalam suatu bidang studi,” jelasnya.
Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN NLP Indi Dharmayanti menuturkan pemerintah telah menerapkan konsep One Health dalam mengendalikan zoonosis di Indonesia. One Health merupakan pendekatan kolaboratif multidisiplin.
“Riset kesehatan dengan pendekatan konsep One Health penting dalam mencegah, mendeteksi, dan menanggapi tantangan kesehatan yang timbul sebagai akibat dari interaksi antara manusia, hewan, dan lingkungan,” terang dia.
Wartawan : Akshara Abraham
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar