logo loading

Green Lifestyle

Kebanyakan Orang Takut Perubahan Iklim Bakal Akhiri Hidup Mereka

Fenomena klimatisme menjangkiti hampir separuh populasi AS.

 Selasa, 04 Juni 2024

Fenomena klimatisme menjangkit di hampir separuh populasi AS. Mereka khawatir ancaman perubahan iklim dapat merenggut nyawa. (PEXELS/Markus Spiske).


Mataram. Fenomena 'klimatisme' menjangkiti hampir separuh populasi Amerika Serikat. Klimatisme istilah yang merujuk pada ketakutan manusia terhadap ancaman perubahan iklim hingga dapat merenggut nyawa mereka.

“Sudah menjadi hal yang lumrah untuk memberi tahu anak-anak bahwa mereka akan mati akibat perubahan iklim,” ujar Data Scientist dari Universitas Oxford Hannah Ritchie dilansir dari Earth, Kamis (23/5).

Ritchie menawarkan perspektif kontras dari pandangan umum mengenai titik kritis pemanasan global sebesar 1,5 C. Menurutnya, level tersebut belum tentu memantik kondisi kritis seperti yang ditakutkan.

Bagaimanapun, survei teranyar yang dilakukan oleh Talker Research mengungkap kecemasan warga Amerika terhadap fenomena 'klimatisme' cukup mengkhawatirkan. Kecemasan tertinggi ditemukan pada populasi warga Hawaii, yaitu 61% dari populasi. Diikuti oleh Vermont dan New Mexico, masing-masing 59% dan 56%.

Professor dari Universitas Cambridge Mike Hulme berpendapat kecemasan masyarakat saat ini salah sasaran. “Kepercayaan terhadap perjuangan mendesak melawan perubahan iklim telah melampaui batas ilmu pengetahuan dan telah menjadi sebuah ideologi," ucapnya secara terpisah.

Pasalnya, persentase masyarakat yang mengambil tindakan langsung mengurangi dampak pemanasan global jauh lebih rendah. Survei mengindikasikan hanya 37% responden terlibat dalam aksi lingkungan. Itu pun termotivasi hanya untuk mengurangi rasa bersalah.

Sementara, sebanyak 32% responden mengatakan aksi ramah lingkungan yang ia lakukan membantunya tidur lebih nyenyak di malam hari.

"Perubahan iklim membutuhkan perspektif seimbang. Tantangan yang nyata harus diimbangi dengan progres yang dibuat. Fokus pada solusi dan harapan untuk mendorong masyarakat berbuat lebih banyak (dalam mengatasi perubahan iklim)," pungkas Hulme.


Wartawan : Fathia Nurul Haq

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler