logo loading

Green News

Kerugian Ekonomi Akibat Krisis Iklim Enam Kali Lebih Parah dari Perkiraan

Pemanasan global diperkirakan mengurangi kekayaan dengan tingkat kerugian yang terus berlanjut.

 Jumat, 24 Mei 2024

Penelitian menyebut kerugian ekonomi akibat krisis iklim enam kali lebih parah dari perkiraan. (PEXELS/Markus Spiske).


Denpasar. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kerugian ekonomi akibat krisis iklim enam kali lebih parah dari perkiraan. 

Pemanasan global diperkirakan mengurangi kekayaan pada tingkat yang sebanding dengan tingkat kerugian keuangan dari perang permanen yang terus berlanjut.

Melansir the Guardian, Minggu (19/5), para peneliti mengatakan peningkatan suhu global sebesar 1 derajat Celsius mengakibatkan penurunan produk domestik bruto (PDB) dunia sebesar 12%, yang merupakan perkiraan jauh lebih tinggi daripada analisis sebelumnya. 

Dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 1 derajat Celcius sejak masa pra-industri dan banyak ilmuwan iklim memprediksi peningkatan suhu sebesar 3 derajat C akan terjadi pada akhir abad ini. 

Sebab, pembakaran bahan bakar fosil yang terus berlanjut, sebuah skenario yang menurut riset baru, yang belum ditinjau, akan membawa biaya ekonomi yang sangat besar.

Peningkatan suhu 3 derajat C akan mengakibatkan penurunan tajam dalam output (hasil), modal, dan konsumsi yang melebihi 50% pada 2100 mendatang. Kerugian ekonomi ini sangat parah, sehingga sebanding dengan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh perang domestik dan permanen.

"Akan tetap ada beberapa pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Tetapi pada akhir abad ini orang-orang mungkin akan 50% lebih miskin daripada yang seharusnya jika bukan karena perubahan iklim,” ungkap Adrien Bilal dan Diego Känzig, Ekonom di Harvard University dan Northwestern University.


Wartawan : Ronatal Siahaan

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler