Green News
Kabar Gembira! Kelahiran Dua Orangutan di TN Betung Kerihun
Senin, 12 Februari 2024
Ilustrasi. Dua individu orangutan Kalimantan melahirkan dua orangutan di Taman Nasional Betung Kerihun. (PEXELS/Ibrahim AL Brdawil).
Denpasar. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya menyampaikan kabar gembira bagi konservasi orangutan di Indonesia. Taman Nasional Betung Kerihun menyambut kelahiran dua individu orangutan di Sub DAS Mendalam, Resort Nanga Hovat.
Dua individu orangutan lahir dari Juvi dan Jojo, orangutan yang dilepasliarkan pada 2017 silam. Anak dari Jojo diperkirakan saat ini berusia dua tahun pada saat dijumpai November 2023 lalu. Sementara, anak dari Juvi diperkirakan berusia satu tahun saat ditemukan pada 2019 lalu. Artinya, anak Juvi saat ini diperkirakan berusia enam tahun.
Siti mengatakan kelahiran orangutan Kalimantan menandakan bahwa spesies ini dapat bertahan hidup dan berkembang biak dengan baik di habitat alaminya. “Pertumbuhan satwa dengan ditandai kelahiran menunjukkan bahwa habitatnya lebih baik,” ujarnya, dilansir dari situs resmi KLHK, Minggu (11/2).
Baca juga:
Hewan yang Bisa ‘Meramal’ Cuaca
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko mengaku mendapat laporan kelahiran orangutan dari Plt Kepala Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) Wahju Rudianto.
Termonitornya orangutan Jojo dan Juvi bersama anak masing-masing berdasarkan laporan monitoring tim Sintang Orangutan Center (SOC). Satyawan dan jajarannya berkomitmen terus melaksanakan kegiatan perlindungan untuk menjaga kelestarian.
Dalam pelestarian itu, BBTNBKDS bekerja sama dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS), BKSDA Kalimantan Barat dan sekitarnya, khususnya dalam hal konservasi orangutan Kalimantan, baik yang hidup liar maupun hasil pelepasliaran.
Rafael Tenting, tokoh masyarakat Desa Datah Dian, menambahkan bahwa pelestarian orangutan Kalimantan tidak terlepas dari peran masyarakat. “Kami menganggap orangutan adalah bagian dari adat budaya, sehingga harus dilindungi dan dilestarikan,” tandasnya.
Baca juga:
Lebah, Pahlawan Iklim Tanpa Tanda Jasa
Wartawan : Gungsri Adisri
Komentar