logo loading

Green News

Gawat, 2.000 Balita Meninggal Setiap Hari Akibat Polusi Udara

Hampir 2.000 anak balita meninggal setiap hari akibat polusi udara

 Sabtu, 22 Juni 2024

Ilustrasi. Hampir 2.000 anak balita meninggal setiap hari akibat polusi udara (Pexels/Cristina Berrio)


Denpasar. Gen Z, kamu bisa bayangkan bisa menarik napas lega, tanpa polusi? Realitanya, polusi udara sudah memakan banyak korban. 

Studi global terbaru mengungkapkan fakta yang mengejutkan: udara kotor menempati urutan kedua setelah malnutrisi, sebagai penyebab kematian balita. Hampir 2.000 anak balita meninggal setiap hari akibat polusi udara, yang telah melampaui sanitasi buruk dan kurangnya air bersih dan menjadi faktor risiko kesehatan terbesar kedua bagi anak-anak di seluruh dunia.

Lebih dari 8 juta kematian, baik anak-anak maupun orang dewasa, disebabkan oleh polusi udara pada tahun 2021, menurut sebuah studi baru dari Health Effects Institute (HEI), karena polusi luar ruangan dan dalam ruangan terus memberikan dampak buruk terhadap kesehatan.


Laporan State of Global Air tahun ini, yang diterbitkan oleh HEI sejak tahun 2017, dan dibuat tahun ini bekerja sama dengan Unicef, juga menunjukkan bahwa anak-anak di negara-negara miskin menderita dampak terburuk, dengan angka kematian terkait dengan polusi udara pada anak-anak di bawah umur. 500 kali lebih tinggi di sebagian besar Afrika dibandingkan di negara-negara berpendapatan tinggi.

Pallavi Pant, penulis utama laporan ini dan kepala kesehatan global di HEI, menunjukkan kesenjangan besar yang terungkap dalam laporan tersebut. “Terlalu banyak beban yang ditanggung oleh anak-anak, masyarakat lanjut usia, dan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah,” ujarnya seperti dikutip The Guardian.

Partikel kecil yang biasa disebut PM2.5, merupakan penyebab lebih dari 90% kematian akibat polusi udara global, menurut laporan tersebut. Partikel PM2.5 dapat memasuki aliran darah dan diketahui mempengaruhi organ di seluruh tubuh. Penyakit ini ditemukan tidak hanya berhubungan dengan penyakit paru-paru, tetapi juga penyakit jantung, stroke, diabetes, demensia, dan keguguran.

Dampak krisis iklim juga memperburuk kualitas udara, menurut HEI. Laporan tersebut menemukan bahwa kekeringan menjadi lebih parah dan berkepanjangan, dan lahan menjadi semakin kering, kebakaran hutan menghancurkan hutan yang pernah tumbuh subur, dan badai debu berdampak pada dataran yang luas, memenuhi udara dengan partikel-partikel yang bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Suhu yang lebih tinggi di musim panas juga dapat memperburuk dampak polutan di udara seperti nitrogen oksida, yang pada suhu tinggi dapat lebih mudah berubah menjadi ozon, gas yang mengiritasi jika dihirup. Paparan ozon dalam jangka panjang berkontribusi terhadap hampir setengah juta kematian pada tahun 2021

Sekitar setengah juta kematian anak-anak pada tahun 2021 terkait dengan udara kotor di dalam ruangan, terutama akibat memasak dengan bahan bakar kotor, termasuk biomassa, arang, parafin, dan batu bara. Beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, seperti kompor tenaga surya, dapat mengurangi emisi PM2.5 serta emisi karbon dioksida secara signifikan.

 


Wartawan : Hanna Patricia M Lubis

Penulis : Dessy Rosalina

Komentar


Prabowo: kelapa sawit bukan deforestasi

1-31 Januari 2025