Denpasar. Ini bukan sci-fi, tapi realitas menyedihkan – cuaca ekstrem sebagai dampak perubahan iklim di Mekah memakan korban. Setidaknya 550 jemaah haji meninggal di Mekah, Arab Saudi, selama ibadah haji. Pasalnya, suhu panas mencapai 50 derajat celcius.

Dua diplomat Arab melaporkan kepada AFP bahwa 323 dari korban yang meninggal adalah warga Mesir. Sebagian besar dari mereka meninggal karena penyakit terkait suhu panas.

“Semua (warga Mesir) meninggal karena panas kecuali satu orang yang mengalami luka fatal selama insiden kecil yang melibatkan penumpukan massa,” ujar salah satu diplomat tersebut, seperti dilansir the Guardian, Kamis (20/6).

Diketahui, angka total tersebut berasal dari kamar mayat di lingkungan Al-Muaisem di Mekah. Para diplomat juga mengatakan setidaknya 60 warga Yordania meninggal, meningkat dari jumlah resmi 41 yang dilaporkan sebelumnya oleh Amman, Yordania, Selasa (18/6).

Menurut perhitungan AFP, kematian baru ini membawa total yang dilaporkan sejauh ini oleh berbagai negara menjadi 577. Para diplomat mengatakan jumlah total di kamar mayat di Al-Muaisem, salah satu yang terbesar di Mekah, adalah 550.

Sebelumnya pada Selasa silam, kementerian luar negeri Mesir mengatakan Kairo bekerja sama dengan otoritas Saudi dalam operasi pencarian warga Mesir yang hilang selama ibadah haji. 

Sementara pernyataan kementerian tersebut menyebutkan sejumlah kematian telah terjadi, namun tak disebutkan apakah warga Mesir termasuk di antaranya.

Lebih lanjut, otoritas Saudi melaporkan merawat lebih dari 2 ribu jemaah yang menderita stres panas. Namun, mereka belum memperbarui angka tersebut sejak Minggu, (16/6), dan belum memberikan informasi tentang kematian.