Green News
Duh, Ramai Kampanye Hitam soal Iklim di YouTube
Jumat, 19 Januari 2024
Ilustrasi. CCDH, lembaga nirlaba pengawas konten digital menyebut ada 12 ribu unggahan di YouTube yang menyangkal perubahan iklim. (Freestock).
Denpasar. Centre for Countering Digital Hate (CCDH), lembaga nirlaba pengawas konten-konten digital, menilai unggahan di YouTube mengenai iklim sangat menyesatkan belakangan ini. Seseorang di unggahan YouTube menyebutkan energi angin dan matahari tak lagi berfungsi, kenaikan permukaan air laut, hingga ilmuwan iklim yang korup.
Namun, CCDH menegaskan bahwa informasi tersebut palsu yang disinyalir sebagai taktik para penyangkal perubahan iklim beberapa tahun terakhir.
Dulu, para penyangkal perubahan iklim langsung mentah-mentah menolak isu itu dan menyebut sebagai tipuan. Mereka juga mengatakan manusia tidak bertanggungjawab atas perubahan iklim.
Namun, pendekatan para penyangkal tersebut berubah haluan. Kini, pendekatan yang dilakukan adalah berupaya melemahkan ilmu pengetahuan tentang iklim, meragukan solusi iklim, bahkan mengklaim pemanasan global akan memberikan manfaat terbaik.
Peneliti CCDH mengumpulkan lebih dari 12 ribu video yang diunggah pada periode 2018-2023 di 96 saluran YouTube yang menolak iklim dan menyebar misinformasi.
Konten penyangkalan baru menyerang solusi, ilmu pengetahuan, dan gerakan upaya perubahan iklim. Imran Ahmed, CEO dan Pendiri CCDH mengungkap bahwa gerakan penyangkalan ini menjadi peringatan besar. “Mayoritas orang mengakui penolakan iklim kontrafaktual dan didiskreditkan,” katanya dilansir CNN, Rabu (17/1).
“Para penyangkal iklim dengan sinis menyimpulkan satu-satunya cara menggagalkan aksi iklim adalah dengan memberitahu masyarakat bahwa solusi iklim tidak berhasil. Hal ini dapat memberi pengaruh sangat besar terhadap opini publik selama beberapa dekade mendatang,” lanjut Ahmed.
Apalagi, sambung Ahmed, secara demografi, banyak anak muda tertarik pada YouTube. Survei yang dilakukan Pew Research Center melansir YouTube sebagai platform media sosial yang paling banyak digunakan oleh anak-anak berusia 13-17 tahun.
Ahli Strategi Senior di Greenpeace Charlie Cray mengatakan penyangkal iklim kini memiliki akses ke khalayak global melalui platform digital. “Membiarkan mereka terus menerus, berarti mengurangi dukungan publik terhadap aksi iklim, terutama kalangan anak muda. Konsekuensinya buruk bagi masa depan planet kita,” terang dia.
Hitung-hitungan CCDH, YouTube berpotensi menghasilkan 13,4 juta dolar AS per tahun dari iklan di video unggahan penolakan iklim, serta iklan dari perusahaan pakaian olahraga terkemuka, hotel, dan organisasi nirlaba internasional.
“Perusahaan akan tidak senang melihat iklan mereka muncul di samping konten yang jelas-jelas menolak perubahan iklim. Saya membayangkan mereka akan marah ketika mengetahui mereka tidak sengaja mendanai konten penolakan iklim,” kata Ahmed.
Juru bicara YouTube mengisyaratkan bahwa debat dan diskusi mengenai topik perubahan iklim, termasuk mengenai kebijakan publik atau penelitian diperbolehkan.
“Namun, ketika konten kami melewati batas terhadap penolakan perubahan iklim, kami akan berhenti menampilkan iklan di video tersebut,” tegasnya.
Yang pasti, YouTube memastikan penegakan hukum bekerja cepat meninjau video yang berpotensi melanggar kebijakan dan mengambil tindakan.
Wartawan : Gungsri Adisri
Komentar