Green News
Divestasi Saham Vale Ditargetkan Rampung Juli 2024
Pemerintah akan mengakuisi 14% saham tambahan dari Vale untuk MIND ID.
Senin, 08 April 2024
Kementerian ESDM menargetkan proses divestasi 14% saham Vale rampung pada Juli 2024. (Tangkapan layar esdm.go.id).
Jakarta. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan proses divestasi saham PT Vale Indonesia kepada BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) tuntas pada Juli 2024. Nilai divestasi yang disepakati, yaitu 14% saham tambahan akan diakuisisi.
"Dengan tambahan investasi 14% untuk Pemerintah Indonesia, maka kepemilikan saham MIND ID menjadi 34%, sehingga menjadi pemilik saham terbesar Vale. Diikuti oleh Vale Kanada 33,88%," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif saat Rapat Kerja dengan Komisi II DPR, pertengahan pekan lalu.
Adapun, kepemilikan saham publik sejak 1990 sebesar 20,63% dan Sumitomo Metal Mining 11,48%.
Sebelum merampungkan proses divestasi, kata Arifin, pemerintah akan menyelesaikan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Vale terlebih dahulu. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu jika tidak memiliki IUPK, maka akan sulit mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kedua pihak sepakat agar IUPK diterbitkan sebelum divestasi saham, conditional sales dan purchase agreement sudah mengikat dan ada persetujuan anti trust dari beberapa negara untuk melihat keseriusan pemerintah dalam penerbitan IUPK Vale Indonesia," imbuhnya.
Saat ini, draf perpanjangan IUPK telah dikirimkan ke Menteri Investasi melalui surat nomor T-154/MB.04/MEM.S/2024 tertanggal 22 Maret 2024.
Sebelumnya, Kementerian ESDM juga telah mengevaluasi aspek administrasi teknis lingkungan, finansial, serta kinerja perusahaan.
Arifin menambahkan sebagai salah satu persetujuan penetapan rencana pengembangan seluruh wilayah untuk mengajukan permohonan perpanjangan kontrak menjadi IUPK, Vale wajib melaksanakan komitmen investasi serta pembiayaannya.
"Disepakati proyek investasi tambang nikel dan HPAL Sorowako sebesar 2 miliar dolar AS yang mulai start-up pada 2027," katanya.
Selanjutnya, investasi tambang nikel dan HPAL di Pomalaa sebesar 4,6 miliar dolar AS yang akan start-up di akhir 2026 dan investasi tambang nikel dan RKEF Bahodopi 2,6 miliar dolar AS yang start-up pada 2026.
Proses divestasi ditargetkan rampung Juli 2026 dengan tahapan 19 April dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Lalu 5 Juni konfirmasi rights issue oleh OJK, 21-27 Juni periode rights issue, dan pada 1 Juli penjatahan distribusi saham.
Wartawan : Akshara Abraham
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar