logo loading

Green News

Catalunya Darurat Kekeringan, Nggak Hujan 3 Tahun di Beberapa Daerah

 Selasa, 06 Februari 2024

Ilustrasi. Catalunya mengumumkan keadaan darurat akibat kekeringan. Kekeringan terjadi di beberapa daerah karena tidak turun hujan selama lebih dari tiga tahun. (PEXELS/Ignacio Pales).


Mataram. Pemerintah Daerah Catalunya resmi mengumumkan keadaan darurat akibat kekeringan di Catalunya, Spanyol, Rabu (1/2). Kekeringan terjadi di beberapa daerah di Catalunya setelah absennya hujan selama lebih dari 1.000 hari berturut-turut.

“Catalunya mengalami kekeringan terburuk dalam satu abad terakhir, kami belum pernah menghadapi kekeringan yang panjang dan intens sejak pencatatan curah hujan dimulai,” ujar Kepala Pemerintahan Daerah Catalunya Pere Aragones dalam konferensi pers, dilansir Guardian, Minggu (4/2).

Darurat kekeringan tersebut, menurut Aragones, mengakibatkan waduk di wilayah Mediterania turun sebanyak 16 persen dari kapasitasnya. Akibatnya, pemda setempat menetapkan pengurangan irigasi pertanian sebesar 20 persen dan larangan menyiram taman umum guna menghemat air.

Diketahui sebanyak 80 persen dari total konsumsi air di Spanyol dihabiskan oleh petani.

Namun, kebijakan ini pun berakibat pada turunnya produksi zaitun secara drastis dan banyaknya perkebunan anggur yang mengalami gagal panen.

Beruntung sektor ini hanya menyumbang 2,3 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) Spanyol dengan penyerapan tenaga kerja tak sampai empat persen.

Namun, sektor pariwisata yang selama ini merupakan salah satu sektor utama di Spanyol bakal terdampak luas jika kekeringan terus berlanjut. Sebab, pemerintah setempat mulai melarang pengoperasian kolam renang umum maupun pribadi, termasuk juga lapangan golf yang dinilai boros air.

Beberapa pengelola kolam renang publik mengakalinya dengan memanfaatkan air laut untuk mengisi kolam. Namun, aktivitas pariwisata itu ternyata boros air lantaran turis terbukti mengkonsumsi air lebih dua kali lipat dibanding warga lokal.

Padahal, sektor ini menyumbang 11,6 persen terhadap PDB Spanyol sepanjang tahun lalu. Bahkan, sebelum pandemi COVID-19, pariwisata merupakan sektor penopang utama perekonomian Spanyol.  

Kekeringan Melebar

Tentu saja dampak bencana kekeringan ini tak hanya terasa di Catalonia. Diperkirakan, enam juta penduduk di 200 kota dan desa sekitarnya pun turut merasakan efek kekeringan, tak terkecuali kota terbesar kedua di Spanyol, yakni Barcelona.

Salah satu wilayah yang paling terdampak adalah Gualba dengan penduduk sebanyak 1.500 jiwa. Sejak Desember lalu, penduduk Gualba tidak memiliki cadangan air minum, sehingga harus membeli air dalam kemasan.

“Kami selalu mempunyai air berlimpah. Tidak ada yang membayangkan kami akan menjadi seperti ini,” kata Jordi Esmaindia, Wakil Wali Kota Gualba.

Berdasarkan peraturan darurat, pemerintah daerah ingin warga mengurangi penggunaan air rumah tangga sebesar 5 persen dari 210 liter menjadi 200 liter per orang per hari.

Diperkirakan, Catalunya memerlukan curah hujan sebesar 500 mm untuk menutup defisit air.


Wartawan : Fathia Nurul Haq

Komentar

Terpopuler