Green News
BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Bekas
Minggu, 28 Januari 2024
Ilustrasi. BRIN mengembangkan metode daur ulang baterai bekas untuk mengurangi masalah lingkungan akibat sampah baterai. (PEXELS/Rathaphon Nanthapreecha).
Jakarta. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode daur ulang baterai bekas. Tujuannya, untuk mengurangi masalah lingkungan akibat sampah baterai.
Diketahui, sampah baterai mengandung logam berat, sehingga membahayakan lingkungan dan kesehatan.
Peneliti Pusat Riset Sistem Nanoteknologi BRIN Octia Flowerin mengatakan daur ulang baterai bekas umumnya menggunakan metode pirometalurgi, hidrometalurgi, dan daur ulang langsung.
Pirometalurgi menghasilkan logam murni, tapi membutuhkan energi besar. Sementara, hidrometalurgi dapat menghasilkan logam murni dengan energi lebih rendah dari pirometalurgi. Sedangkan metode daur ulang mengubah baterai bekas menjadi katoda baterai baru. Penggunaan energinya paling rendah.
Octia dan tim memilih menggunakan metode daur ulang baterai bekas dengan hidrometalurgi dan penelitian asam askorbat.
“Metode ini menghasilkan logam murni dengan efisiensi yang tinggi dan energi yang rendah,” ungkap Octia yang juga menjadi anggota peneliti dalam Kelompok Riset Material Fungsional Dimensi Rendah, seperti dikutip dalam keterangan resmi, Jumat (26/1).
Upaya pengembangan metode daur ulang baterai bekas dilakukan dengan kerja sama bersama Osaka University, Kumamoto University, Ming Chi Universitu of Technology di Taiwan, Institut Teknologi Bandung, dan UPSI Malaysia.
Diharapkan, penelitian ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada industri pertambangan.
Wartawan : Akshara Abraham
Komentar