logo loading

Green News

Alarm Krisis Iklim Berdering Kencang

WMO mengeluarkan peringatan keras mengenai laju pemanasan global.

 Selasa, 26 Maret 2024

Ilustrasi. WMO mengeluarkan peringatan keras mengenai laju pemanasan global yang meningkat dan memecahkan rekor baru-baru ini. (PEXELS/Markus Spiske).


Denpasar. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menerbitkan peringatan keras tentang percepatan laju pemanasan global. Alarm krisis iklim menunjukkan perubahan suhu yang memecahkan rekor baru-baru ini menjadi ancaman serius terhadap keseimbangan bumi.

Mengutip earth.com, Senin (25/3), laporan State of the Global Climate dari lembaga yang berbasis di Jenewa, Swiss ini menggarisbawahi kegagalan upaya global untuk mengekang tren pemanasan global yang semakin mengkhawatirkan. 

Selain itu, kegagalan ini meningkatkan kekhawatiran terkait pencapaian ambang batas iklim kritis yang diuraikan dalam Perjanjian Paris.

“Kita belum pernah sedekat ini, meskipun untuk sementara waktu, dengan batas bawah 1,5 derajat celcius dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim. Komunitas WMO tengah membunyikan alarm bahaya kepada dunia,” ujar Celeste Saulo, Sekretaris Jenderal WMO.

Data dari Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa mengungkapkan bahwa suhu pada periode Maret 2023 hingga Februari 2024 melampaui peningkatan 1,5 derajat celcius atau di atas tingkat pra-industri, rata-rata 1,56 derajat celcius lebih tinggi.

Meskipun 2023 tetap sedikit di bawah ambang batas ini pada 1,48 derajat celcius, awal yang sangat panas pada 2024 mendorong suhu rata-rata 12 bulan melampaui batas.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menuturkan bumi tengah mengeluarkan panggilan darurat.

Laporan terbaru yang dirilis menunjukkan planet bumi di ambang kehancuran. “Polusi bahan bakar fosil membuat kekacauan iklim di luar grafik,” pungkasnya.


Wartawan : Ronatal Siahaan

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar