Denpasar. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Utara (Sumut) mendesak penutupan Medan Zoo setelah empat ekor harimau mati. Keempat hewan tersebut mati dalam tiga bulan terakhir.

“Ini bukti Pemkot Medan, termasuk Wali Kota Medan beserta BUMD yang mengelola kebun binatang itu nggak belajar atas peristiwa kematian harimau sebelumnya,” ujar Direktur Eksekutif Walhi Sumut Rianda Purba, dilansir Antara, Minggu (28/1).

Tahun lalu, harimau Sumatra bernama Nurhaliza mati pada 31 Desember dan sebelumnya harimau Benggala bernama Avatar mati pada 3 Desember.

Akhir pekan lalu, seekor harimau kembali mati. Harimau Benggala berusia 19 tahun bernama Wesa ditemukan mati di kandang pada Senin (22/1).

“Ada beberapa pembelajaran seharusnya diambil Pemkot Medan, yakni perbaikan infrastruktur hingga memastikan penyediaan fasilitas perawatan, kesehatan, serta pakan swasta yang memadai,” imbuh dia.

Walhi sendiri, sambung Rianda, belum pernah mendengar penyebab kematian satwa secara resmi. Satwa di Medan Zoo saat ini tersisa 115 ekor, termasuk sembilan ekor di antaranya adalah harimau.

Medan Zoo memiliki 76 kandang dengan 255 satwa terdiri dari 163 aves, 60 mamalia, dan 32 reptil di atas lahan seluas 10 Ha dari total 30 Ha. Saat ini, harimau-harimau dan satwa lainnya semakin kritis kondisinya.

“Tentu, Pemkot Medan harus menutup sementara. Kemudian, satwa-satwa direlokasi di lembaga konservasi yang lebih memadai,” tegas Rianda.

Wali Kota Medan Bobby Nasution mengisyaratkan akan menutup Medan Zoo. Namun, ia masih merahasiakan waktu efektif penutupan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1952 silam tersebut.

“Iya, mau ditutup. (Waktunya) rahasia. Yang pasti, Medan Zoo ini bukan kami bicara baru-baru, justru sudah dilihat dari beberapa tahun lalu, mulai jadi wali kota di sini,” tandasnya.