logo loading

Green Culture

20 Resolusi Keberlanjutan Pangan: Setop Daging Sapi hingga Ikut Pemilu

 Rabu, 17 Januari 2024

Ilustrasi. 20 resolusi keberlanjutan pangan pada 2024, salah satunya mengurangi konsumsi daging sapi, penyumbang pemanasan global terburuk. (PEXELS/Gonzalo Guzman).


Denpasar. Guardian, media berbasis di London, Inggris, merangkum tip bagi Anda untuk lebih terlibat dalam keberlanjutan pangan, mengurangi sampah makanan, termasuk juga mendorong upaya perubahan iklim.

Setidaknya ada 20 resolusi yang ditawarkan untuk mencapai tujuan keberlanjutan pada 2023 atau tahun naga kayu ini. Apa saja? Simak rekomendasi dari Guardian, dikutip Selasa (16/1), di bawah ini.

1. Kurangi Konsumsi Daging Sapi

Mengganti satu porsi daging sapi setiap pekan dengan satu porsi ayam bisa menghemat 0,71 ton karbon dioksida atau CO2 per tahun per orang.

Ya, daging sapi yang selama ini mungkin jadi favorit dalam piring Anda ternyata memberi dampak iklim yang lebih besar dibandingkan dengan makanan lain yang umum dikonsumsi.

2. Ikut Pemilu

Sebetulnya, perubahan konsumsi individu tidak akan pernah cukup untuk membenahi sistem pangan yang rusak. Perlu kebijakan untuk memperbaiki hal itu.

Anda yang peduli pada sampah makanan, subsidi, atau perlindungan terhadap pekerja sektor pertanian, Anda pasti ingin perwakilan yang memperjuangkan kebijakan terkait. Jadi, ikut lah memilih dalam pemilihan umum (pemilu).

3. Ganti Kompor Gas ke Listrik

Kompor gas berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan mengeluarkan gas yang mengakibatkan pemanasan global, bahkan saat sedang tidak digunakan. Karenanya, mengalihkan penggunaan kompor gas ke kompor listrik bisa jadi solusi.

4. Barter Alat Dapur

Anda bisa memulai bertukar atau barter alat elektronik dapur dengan teman Anda. Misalnya blender. Sehingga, Anda tidak perlu menyimpat alat dapur yang tidak digunakan, sekaligus dapat mengurangi produksi alat tersebut. Plusnya, Anda tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.

5. Jangan Buang-buang Makanan

Simpan makanan dengan baik agar tidak percuma dan lebih tahan lama. Sehingga, tidak menjadi sampah makanan. Sebab, 40 persen sampah makanan di AS berasal dari rumah tangga.

6. Gunakan Hak Anda Bersuara

Anda dapat memberi pengaruh terhadap keputusan keberlanjutan. Caranya, bersuara lah, berikan pendapat Anda tentang mengelola limbah makanan. Anda dapat bergabung dan terlibat dengan organisasi setempat yang sudah beraksi.

7. Belanja Makanan Sebelum Kedaluwarsa

Anna Sack yang dikenal sebagai trashwalker memberi contoh baik dengan berburu membeli makanan yang mendekati tanggal kedaluwarsa. Anda bisa pulang dengan makanan bernilai tinggi yang masih dapat dimakan dengan harga di bawah pasar.

8. Bawa Barang Daur Ulang

Agar Anda tidak berkontribusi terhadap sampah wadah makanan dan minuman, bawa lah barang daur ulang atau tempat makan-minum Anda sendiri ke mana-mana. Botol minuman atua cangkir kopi insulasi tidak hanya tren, tapi juga dapat membantu Anda mencapai keberlanjutan.

9. Bahan Pangan Ramah Lingkungan

Jika Anda punya waktu, bereksperimen lah dengan bahan-bahan makanan, seperti rumput laut atau bayam. Dengan begitu, pola makan Anda mampu mengurangi jejak karbon. Makan lah dengan lebih sadar terhadap lingkungan.

10. Olah Sisa Makanan

Selalu bawa pulang sisa makanan Anda di restoran dan jangan membuangnya. Lebih baik lagi jika Anda bersiap membawa wadah kosong sendiri. Kemudian, belajar lah untuk mengolah sisa makanan tersebut, Misalnya, sisa kari semalam bisa digunakan untuk isian atau campuran telur gulung keesokan harinya.

11. Terus Belajar

Sulit untuk menjadi lebih baik jika Anda tidak mengetahui apa-apa. Karena itu, berkomitmen lah untuk terus mendapatkan informasi, baik lewat buku atau film mengenai sistem pangan, limbah, atau perubahan iklim.

12. Makan Lebih Banyak Nabati

Anda tidak harus menjadi vegan atau vegetarian untuk mendorong upaya perubahan iklim. Meskipun daging sapi merupakan penyebab perubahan iklim paling buruk, namun produk turunannya seperti keju, juga menyumbang karbon. Mulai lah mengkonsumsi lebih banyak makanan berbahan nabati dan jamur.

13. Jadi Relawan

Sumbangkan sebagian waktu Anda untuk memberi makan orang-orang kelaparan di jalanan, mencabuti rumput liar, atau menawarkan bantuan administratif.

Perubahan perilaku dan pergeseran kebijakan diperlukan untuk jangka panjang. Anda harus tahu, di luar sana banyak orang yang tidak melakukan apa-apa dan butuh bantuan.

14. Buat Kompos

Hanya lima persen dari 66,2 juta ton sampah makanan yang dihasilkan setiap tahun di AS yang bisa dijadikan kompos. Jika Anda mempunyai ruang dan waktu, buat lah sistem kompos Anda sendiri di rumah.

15. Pilih Kaca atau Aluminium, Hindari Plastik

Tahukah Anda hanya lima persen plastik di AS yang bisa didaur ulang. 95 persen sisanya ditimbun atau dibakar. Sementara, tingkat daur ulang kaca dan aluminium masih bisa ditingkatkan. Jadi, jika Anda dihadapkan pada pilihan, pilihlah wadah makanan atau minuman yang terbuat dari kaca atau aluminium ketimbang plastik.

16. Buat Pewarna Alami

Gunakan sisa makanan untuk membuat pewarna alami. Berikan kehidupan baru pada pakaian lama atau bekas Anda dengan menggunakan biji alpukat, kulit bawang bombay, hingga kulit buah delima untuk pewarna pakaian.

17. Zat Pendingin Ramah Iklim

Hidrofluokarbon (HFC) kerap digunakan sebagai pendingin lemari es dan itu adalah pencemar super yang berpotensi meningkatkan pemanasan global ribuan kali lebih besar dibanding karbon dioksida. Anda bisa memulai menggunakan alat elektronik yang lebih ramah iklim.

18. Jangan Belanja Berlebihan

Toko kelontong dirancang untuk membuat Anda membeli lebih banyak dari yang Anda butuhkan. Namun, jika Anda melakukannya, kelebihan tersebut berubah menjadi sampah makanan.

Karenanya, buat rencana makan dan daftar belanjaan di rumah agar Anda tidak membeli berlebihan.

19. Batasi Pestisida

35 persen tanaman pangan dunia bergantung pada hewan penyerbuk. Namun, makhluk ini terancam karena penggunaan pestisida. Tunjukkan sedikit rasa cinta kepada mereka dengan membatasi penggunaan pestisida.

20. Berpikir Secara Kolektif

Sistem pangan yang ada saat ini akan membuat semua orang, Anda dan orang di sekitar Anda, terjebak dalam status quo yang merusak secara ekologis. Karenanya, prioritaskan tindakan yang mungkin menghasilkan perubahan secara kolektif. Bukan individual.


Wartawan : Ronatal Siahaan

Komentar

Terpopuler