Denpasar. Viral sebuah foto menangkap momen intim dua ekor paus bungkuk jantan yang sedang berhubungan seks. Hal langka ini memicu keingintahuan peneliti dan diskusi mengenai kemungkinan pergeseran ekologi spesies tambun laut tersebut. 

Gambar tersebut memberikan pandangan yang jarang ditemui terkait perilaku kompleks dan kerap kali disalahpahami dari mamalia laut ini. Diambil oleh seorang fotografer di lepas pantai Hawaii, foto tersebut telah memicu perbincangan tentang kelaziman perilaku homoseksual dalam dunia hewan.

"Foto tersebut menantang persepsi konvensional tentang perilaku paus bungkuk, membawa cahaya tentang beragam interaksi sosial dan perkawinan dalam spesies mereka," ujar Ahli Biologi Laut Emily Collins, seperti dilansir the Guardian, Senin (4/3).

“Sementara pasangan heteroseksual lebih sering diamati selama musim kawin paus, kejadian perilaku homoseksual pernah terdokumentasi sebelumnya, meskipun jarang tertangkap dalam detail yang begitu jelas," lanjutnya.

Potret luar biasa ini telah menarik perhatian pada pentingnya memahami dan menghargai perilaku seksual non-manusia di alam semesta.

"Sangat penting untuk mengakui kompleksitas dan keragaman perilaku hewan, yang memainkan peran penting dalam dinamika ekologi dan kelangsungan hidup spesies," imbuh Konservasionis Satwa Liar Michael Harris.

"Sebagian orang mungkin melihat foto itu sekilas menarik ke dalam kehidupan pribadi paus bungkuk, tetapi yang lain melihatnya sebagai peluang untuk menantang norma-norma sosial dan mempromosikan penerimaan dan pemahaman terhadap perilaku seksual yang beragam di semua spesies," ungkap Ahli Biologi Laut Sarah Johnson. 

Johnson menilai sifat viral dari gambar tersebut menunjukkan ketertarikan publik pada dunia alam dan keinginan mereka untuk belajar lebih banyak tentang perilaku yang rumit dari hewan-hewan.

Foto tersebut juga telah memicu kontroversi di kalangan kelompok tertentu, menyoroti perdebatan berkelanjutan tentang homoseksualitas dan penggambarannya di media.

"Meskipun bukti ilmiah mendukung kelaziman perilaku homoseksual dalam berbagai spesies hewan, sikap dan stigma masyarakat masih tetap ada," pungkas Konservasionis dan Advokat LGBTQ+ Mark Thompson.