logo loading

Green Culture

Jangan Minder Disebut Mirip Dugong, Satwa Ini Penting dan Berjasa!

 Senin, 05 Februari 2024

Keberadaan dugong di ekosistem lamun menjadi barometer yang sangat baik untuk menunjukkan kesehatan ekosistem penyimpan karbon itu. Foto: Pexels/Chris F.


Jakarta. Kamu barangkali sudah sering mendengar nama 'dugong' sebagai bahan olok-olokan. Tapi tahukah kamu, satwa satu ini berperan penting dan berjasa besar lho sebagai barometer berfungsinya lamun penyimpan karbon (carbon storage) di laut.

Dugong atau ikan duyung, merupakan satu-satunya mamalia laut herbivora. Seekor dugong dewasa dapat tumbuh hingga sepanjang tiga meter dengan berat hingga 500 kilogram dan hidup selama 70 tahun.

Dugong tinggal di ekosistem lamun (seagrass) dan mengonsumsi tanaman laut tersebut. Dugong bisa makan hingga 40 kilogram lamun per hari.

Menurut penjelasan dalam dugongconservation.org, wilayah jelajah dugong hampir sama dengan sebaran lamun di kawasan tropis dan subtropis Indo-Pasifik Barat. Dugong hidup di lebih dari 40 negara di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik bagian barat serta mampu berpindah ke wilayah jelajah yang berbeda dengan menempuh jarak ratusan kilometer dalam beberapa hari. 

Keberadaan dugong di ekosistem lamun menjadi barometer yang sangat baik untuk menunjukkan kesehatan ekosistem itu. Sementara lamun yang juga menjadi tempat hidup dan makan aneka ikan lain, bisa melindungi pantai dari dampak badai, meningkatkan kualitas air laut serta membantu mencegah percepatan perubahan iklim.

Menurut perkiraan, satu hektar padang lamun yang sehat memiliki kapasitas penyerapan karbon lebih dari 10 kali lipat dari kemampuan Hutan Amazon yang masih asli. Lamun memainkan peran penting dalam penyimpanan karbon dengan menyumbang 10% terhadap kapasitas penyerapan karbon di laut secara tahunan.

Hanya saja, sejak tahun 1982 International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan dugong dalam kategori 'Vulnerable' atau lemah dalam 'Red List of Threatened Species'. Jadi populasi dugong sebagai barometer kesehatan lamun tersebut, hanya satu tingkat di bawah kategori 'Endangered' atau terancam bahaya.

Menurut penilaian IUCN, sejumlah ancaman bagi populasi dugong yakni pengembangan pemukiman dan komersial, aktivitas mamancing, polusi dari limbah industri, militer, pertanian maupun kehutanan serta jalur pelayaran kapal. Ancaman lain yaitu aktivitas rekreasi dan perubahan lingkungan yang mengakibatkan badai atau banjir.

Ancaman yang mayoritas disebabkan oleh manusia itu, semakin menekan siklus hidup dugong yang memiliki karakter umur panjang, tingkat reproduksi rendah dan waktu regenerasi lama. Sebuah simulasi studi menunjukkan, bahkan dalam kondisi hidup ideal sekalipun pertumbuhan populasi dugong tidak akan melebihi 5% per tahun.


Komentar

Terpopuler