Green News
Sudan Selatan Tutup Sekolah Hadapi Gelombang Panas Hingga 45C
Pemerintah setempat memperingatkan sekolah yang masih membuka kelas akan dicabut izinnya.
Rabu, 20 Maret 2024
Ilustrasi. Sudan Selatan menutup seluruh sekolah menghadapi gelombang panas ekstrem yang diprediksi mencapai 45 derajat celsius. (PEXELS/Michele Ferrari).
Jakarta. Sudan Selatan menutup seluruh sekolah menghadapi gelombang panas ekstrem yang diprediksi mencapai 45 derajat celsius atau 113 fahrenheit. Penutupan sekolah dilakukan mulai Senin (18/3) dan diperkirakan berlangsung dua pekan ke depan.
Mengutip Guardian, Selasa (19/3), Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan menyarankan orang tua menjaga anak-anak mereka di dalam rumah selama gelombang panas ekstrem berlangsung.
Mereka memperingatkan sekolah yang membuka pintu kelas selama periode peringatan akan dicabut izinnya. Dalam pernyataan yang dikeluarkan pemerintah setempat pada akhir pekan lalu, tidak disebutkan berapa lama sekolah akan ditutup selama gelombang panas.
“Kami akan terus memantau situasi dan menginformasikan perkembangannya kepada masyarakat,” tulis pernyataan kementerian.
Sekadar informasi, Sudan Selatan merupakan salah satu negara termuda di dunia yang rentan terhadap krisis iklim dengan gelombang panas yang kerap terjadi, namun tidak pernah melebihi 40 derajat celsius atau 104 fahrenheit. Konflik sipil membuat negara Afrika bagian timur itu mengalami kekeringan dan banjir.
The World Food Programe dalam laporan singkat terbarunya menyebut Sudan Selatan menghadapi krisis kemanusiaan yang mengerikan.
Laporan itu menjabarkan krisis dipicu karena kekerasan yang merebak, ketidakstabilan ekonomi, perubahan iklim, dan masuknya orang-orang yang melarikan diri dari konflik di negara tetangganya.
Pada Januari 2024 lalu, setidaknya 8.100 masyarakat rentan mendapatkan bantuan sosial (bansos) berupa makanan dan uang tunai.
Wartawan : Akshara Abraham
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar