Green Lifestyle
Studi Ungkap Pria Tidur Lebih Nyenyak Daripada Perempuan
Kualitas tidur pria lebih baik dari perempuan. Itu juga memengaruhi metabolisme tubuh pria dan perempuan.
Senin, 15 April 2024
Jurnal Sleep Medicine Review mengungkap kualitas tidur antara pria dan wanita yang memengaruhi metabolisme mereka (PEXELS/Acharaporn).
Denpasar. Jurnal Sleep Medicine Reviews mengungkap perbedaan kualitas tidur antara pria dan perempuan. Faktanya, pria tidur lebih nyenyak daripada perempuan.
Studi itu mengeksplorasi cara pria dan perempuan menikmati tidur dan bagaimana hal itu memengaruhi metabolisme tubuh mereka.
"Kualitas tidur yang lebih rendah dikaitkan dengan kecemasan dan gangguan depresi yang dua kali lebih umum terjadi pada perempuan dibandingkan pria," ujar Pakar Ilmu Saraf Kognitif dan Afektif di Universitas Southampton Sarah L Chellappa, dilansir earth.com, akhir pekan lalu.
"Perempuan juga lebih mungkin didiagnosis menderita insomnia dibandingkan pria, meski alasannya tidak sepenuhnya jelas," lanjutnya.
Mengenali dan memahami perbedaan jenis kelamin dalam tidur dan ritme sirkadian dinilai penting untuk menyesuaikan pendekatan dan strategi pengobatan untuk gangguan tidur.
Dalam studi itu, perempuan secara konsisten melaporkan kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan pria, dengan pola tidur yang berfluktuasi seiring dengan siklus menstruasi. Prevalensi insomnia lebih tinggi terjadi pada perempuan, termasuk sindrom gelisah.
Sementara itu, pria memiliki risiko lebih besar mengalami apnea tidur obstruktif (OSA), yaitu suatu kondisi yang tidak hanya bermanifestasi secara berbeda antara kedua jenis kelamin, tetapi juga membawa risiko gagal jantung yang signifikan.
Para ilmuwan juga mengungkapkan perbedaan antara pria dan perempuan dalam ritme sirkadian. Misalnya, melatonin, hormon yang membantu mengatur waktu ritme sirkadian dan tidur, dikeluarkan lebih awal oleh perempuan dibandingkan pria.
Selain itu, suhu inti tubuh yang berada pada titik tertinggi sebelum tidur, mencapai puncaknya lebih awal pada perempuan dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan periode sirkadian perempuan lebih pendek sekitar enam menit dibandingkan pria.
Rekan Pascadoktoral di Universitas Stanford Renske Lok menyebut meski perbedaannya terlihat kecil, namun hal ini menjadi signifikan. Sebab, ketidakselarasan antara jam pusat tubuh dan siklus tidur lima kali lebih besar dialami perempuan daripada pria.
"Bayangkan jika jam tangan seseorang konsisten berjalan enam menit lebih cepat atau lebih lambat sekali pun, selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, maka perbedaan ini dapat mengakibatkan ketidakselarasan nyata," imbuh dia.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar