logo loading

Green News

Negosiator Perjanjian Paris 'Semprot' Perdana Menteri: Konyol!

Todd Stern menyebut perdana menteri negara-negara yang memperlambat laju aksi iklim akan membawa dunia dalam bencana.

 Senin, 15 April 2024

Negosiator Perjanjian Paris Todd Stern menyebut perdana menteri negara-negara yang memperlambat laju aksi iklim akan membawa dunia dalam bencana. (PEXELS/Markus Spiske).


Denpasar. Todd Stern, Negosiator Perjanjian Paris, menyemprot para perdana menteri negara-negara yang menganggap program dekarbonisasi tak realistis dan perlu direm. Menurut Stern, pernyataan mereka memperlambat laju aksi iklim.

Stern yang merupakan mantan kepala Lingkungan Hidup AS menyindir para pemimpin politik yang menampilkan diri sebagai orang dewasa. Namun, malah mendorong dunia menuju bencana yang lebih besar.

"Kita diperlambat oleh mereka yang menganggap diri mereka sudah dewasa dan percaya bahwa dekarbonisasi dengan kecepatan yang diharapkan oleh komunitas iklim ialah hal yang tidak realistis," ujarnya seperti dilansir the Guardian, Minggu (14/4).

"Mereka mengatakan kita perlu memperlambat dekarbonisasi. Apa yang diusulkan (dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca) tidak realistis. Sangat sulit (untuk mendorong lebih banyak urgensi) karena orang dewasa tersebut memiliki pengaruh," terang Stern yang menjadi utusan khusus iklim">perubahan iklim di bawah eks pemerintahan presiden Barrack Obama.

Padahal, menurut hitung-hitungan dia, kecepatan penggunaan energi baru terbarukan, penurunan biaya, dan kekayaan teknologi rendah karbon yang tersedia saat ini menjadi bukti bahwa dunia dapat mengurangi emisi hingga nol pada 2050 mendatang.

"Tentu saja ini sulit, kami sedang membicarakan hal ini, tentang perubahan besar terhadap perekonomian dunia. Tetapi, kita bisa melakukannya," imbuh dia, tanpa menyebut nama perdana menteri yang dimaksudkan.

Yang pasti, ia menyinggung soal penghematan terkait aksi iklim yang dilakukan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. Diketahui, PM Inggris itu beserta Menteri Energi Claire Coutinho, beberapa kali mengubah arah kebijakan iklimnya tahun lalu.

Bahkan, keduanya berdalih kebijakan iklim telah menimbulkan biaya yang tidak dapat diterima bagi keluarga-keluarga di Inggris yang saat ini dalam kesulitan ekonomi.

Sementara Stern mengungkap potensi menunda aksi iklim dapat mengakibatkan bencana, mengingat percepatan krisis iklim yang sangat cepat.

"Lihatlah ke luar jendela Anda! Lihat apa yang terjadi. Lihatlah panas yang tidak masuk akal. Itu konyol," terang Stern.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler