Green Lifestyle
Meteorit Bisa Lenyap di Dataran Es Antartika Karena Pemanasan Global
Suhu yang terus menghangat juga membuat batu-batuan Antartika tenggelam.
Rabu, 17 April 2024
Ilustrasi. Penelitian baru mengungkap meteorit bisa lenyap di dataran es Antartika yang disebabkan pemanasan global. (PEXELS/Arman Alcordo Jr).
Denpasar. Penelitian baru mengungkap benda-benda angkasa sisa-sisa objek meteor, seperti meteorit">meteorit, bisa lenyap di dataran es Antartika yang disebabkan pemanasan global.
Terbentuk dari benda-benda ekstraterestrial, seperti bulan, Mars, atau asteroid besar, setiap meteorit">meteorit menceritakan kisah unik tentang sistem tata surya dan bagaimana sistem itu terbentuk.
“Seiring iklim terus menghangat, batuan-batuan Antartika tenggelam ke dalam es dengan laju yang semakin meningkat," ujar Maria Valdes, Ilmuwan Peneliti di Museum Sejarah Alam Field dan Universitas Chicago, seperti dilansir CNN World, Selasa (16/4).
Valdes mengatakan seiring waktu, ini akan membuat banyak meteorit">meteorit tidak dapat diakses oleh para ilmuwan. “Kita kehilangan kapsul waktu yang berharga yang menyimpan petunjuk tentang sejarah tata surya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, menurut penelitian dalam jurnal Nature Climate Change, saat bumi menghangat, sekitar 5.000 meteorit">meteorit dapat menghilang dari permukaan lembaran es yang mencair setiap tahun.
Meteorit, gumpalan batu yang jatuh dari angkasa melalui atmosfer bumi secara acak, tidak jatuh dalam pola tersebar merata di seluruh benua beku. Konsentrasi meteorit">meteorit muncul di lokasi tertentu karena faktor geografi dan pola cuaca.
Meteorit umumnya banyak ditemukan di lapangan es berwarna biru. Di daerah-daerah ini, kombinasi proses aliran es dan kondisi cuaca lokal menghilangkan lapisan salju dan es dari permukaan, sehingga mengungkapkan meteorit">meteorit yang dulunya tertanam dalam es.
“Dalam rentang waktu yang signifikan (puluhan atau ratusan ribu tahun), konsentrasi fenomenal meteorit">meteorit dapat berkembang, setinggi 1 meter persegi di beberapa lokasi,” pungkas Valdes.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar