Denpasar. Studi di USC Marshall School of Business mengklaim kecerdasan buatan (AI) mengungguli manusia dalam memberikan dukungan emosional.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang menerima pesan yang dihasilkan oleh AI benar-benar merasa lebih didengarkan dibandingkan mereka yang menerima pesan yang ditulis oleh manusia.

Mengutip earth.com, Kamis (18/4), AI juga unggul dalam mendeteksi emosi seseorang. Ini mungkin terdengar kontradiktif, tetapi ada beberapa alasan yang mungkin menjelaskan hasil menakjubkan ini.

Sistem AI dirancang khusus untuk menganalisis bahasa dan mengidentifikasi isyarat emosional. Mereka tak terganggu oleh pemikiran, perasaan, atau berbagai hal lain yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka yang bisa dialami manusia.

Hal ini memungkinkan sistem AI untuk mendedikasikan lebih banyak daya pemrosesan untuk memahami pesan emosional yang disampaikan. 

Lebih lanjut, sistem AI idealnya beroperasi dari titik awal netral, tanpa kecenderungan manusia untuk memiliki prasangka atau bias tidak sadar. Mendekati setiap pesan dari perspektif yang baru membantu dalam mengenali emosi sebagaimana mereka diungkapkan.

Model AI dikembangkan dengan menggunakan dataset besar teks dan interaksi emosional manusia. Koleksi luas pola dan petunjuk bahasa menjadi akses bagi mereka.

Ini memungkinkan mereka untuk mendeteksi detail-detail kecil dalam komunikasi emosional yang mungkin tidak diperhatikan oleh orang biasa.