Denpasar. Para peneliti menemukan bukti menyedihkan mengenai dampak polusi plastik terhadap penyu di Mediterania. Dalam penelitian tersebut terungkap ada ratusan benda plastik, termasuk mainan plastik, di dalam usus bangkai penyu.

Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Exeter dan Masyarakat Perlindungan Penyu Siprus Utara (SPOT), para ahli menyebut penyu yang mati menelan plastik. Penelitian melibatkan 135 penyu tempayan yang terdampar di pantai atau terjerat jaring ikan.

Makhluk laut menelan makro plastik, potongan plastik berukuran lebih dari 5 mm, seperti tutup botol hingga jari karet penyihir dari kostum Halloween.

“Polusi plastik dengan kepadatan tinggi kini terdapat di pusaran samudera, perairan pesisir, dan pantai, sehingga memberi tekanan jangka panjang pada sistem kelautan,” tulis peneliti dalam studi, dilansir earth.com, Jumat (15/3).

Diperkirakan, 8 juta ton plastik masuk ke laut setiap tahunnya dan akan meningkat 2,6 kali lipat pada 2040. “Penyebaran dan mobilitas polusi plastik meluas. Keberadaannya di laut memungkinkannya berinteraksi dengan makhluk hidup,” lanjut laporan itu.

Ahli Ekologi di Exeter Emily Duncan mengatakan sampah plastik merupakan ancaman bagi banyak spesies vertebrata laut melalui konsumsi, keterikatan, dan degradasi habitat utama. Meski, ia menilai dampaknya pada skala populasi lebih sulit untuk ditentukan.

Namun, penyu tempayan merupakan bioindikator kesehatan ekosistem. “Perjalanan mainan kostum Halloween masuk hingga organ penyu adalah gambaran menarik tentang siklus hidup plastik,” tutur Duncan.

Penelitian menemukan total 492 potongan makro plastik. Satu bangkai penyu menyimpan sekitar 67 potongan makro plastik. 62 persen di antaranya plastik berbentuk lembaran. Kemungkinan besar, penyu menelan plastik yang mirip dengan makanannya.

“Kami belum mengetahui dampak penuh makro plastik terhadap kesehatan penyu, tapi dampak negatifnya dapat berupa penyumbatan dan pembatasan nutrisi,” terang Duncan.