logo loading

Green News

Wow, 700 Spesies Satwa Liar ‘Menghuni” Hutan Bakau Kamboja

Satwa liar menjadikan hutan bakau sebagai habitat mereka meski hutan itu sendiri statusnya terancam.

 Minggu, 21 April 2024

Ilustrasi. Survei menemukan 700 spesies satwa liar menghuni hutan bakau di Kamboja. Padahal, habitat itu terancam sebagai rumah mereka. (PEXELS/Quang Nguyen Vinh).


Denpasar. Survei keanekaragaman hayati mengungkap 700 spesies satwa liar ‘menghuni’ hutan bakau di Kamboja. Satwa liar ini menjadikan habitat penting dan terancam sebagai rumah mereka.

Ratusan spesies, dari kelelawar hingga burung dan ikan hingga serangga, diidentifikasi selama penelitian di suaka Peam Krasop dan cagar Ramsar Koh Kapik yang berdekatan di Kamboja.

Penghuni lainnya meliputi berang-berang lutra Sumatera, berang-berang berbulu halus, musang bintik-besar, kera ekor panjang, dan kucing bakau.

“Kami menemukan 700 spesies berbeda di hutan bakau ini tetapi kami belum menemukan semua spesies,” ungkap Stefanie Rog, Pemimpin Tim Survei tersebut, seperti dilansir the Guardian, Kamis (18/4).

“Jika kami dapat melihat area tersebut dengan lebih mendalam lagi, kami akan menemukan 10 kali lebih banyak, saya yakin,” sambungnya.

Hutan bakau membentuk jalur sempit dari tanah berhutan yang kusut di pesisir di lintang tropis dan subtropis. Hutan bakau begitu penting sebab terdiri dari pohon-pohon yang telah beradaptasi untuk tumbuh di air asin atau payau. 

Selain itu, hutan bakau tidak dapat ditoleransi oleh sebagian besar tanaman lain. Namun, selama beberapa dekade terakhir, bumi telah kehilangan sekitar 40% hutan bakau, yang kerap ditebang untuk membuat jalan bagi resor pantai atau pertanian.

Meskipun demikian, hutan bakau memiliki peranan penting dalam mempertahankan keberlanjutan daratan dan penduduknya. Misalnya, area perairan bakau ini menjadi tempat penting bagi pembibitan ikan-ikan yang bernilai tinggi secara ekonomi.

“Di sini kami menemukan ikan barracuda, snapper, dan grouper yang masih muda,” tandas Rog.


Wartawan : Ronatal Siahaan

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler