Green Lifestyle
Waduh! Mikroplastik Ada di Setiap Plasenta Manusia dan ASI
Studi mengungkap temuan mikroplastik pada setiap plasenta manusia. Partikel berbahaya ini juga ada di darah dan pembuluh arteri hingga air susu ibu (ASI).
Selasa, 05 Maret 2024
Ilustrasi. Studi mengungkap temuan mikroplastik pada setiap plasenta manusia. Partikel berbahaya ini juga ada di darah dan pembuluh arteri hingga air susu ibu (ASI). (PEXELS/Jonathan Borba).
Mataram. Studi mengungkap temuan mikroplastik pada setiap plasenta manusia. Tidak hanya plasenta, partikel berbahaya ini juga ditemukan pada darah dan pembuluh arteri hingga air susu ibu (ASI).
“Jika kami melihat dampaknya pada plasenta, maka seluruh kehidupan mamalia di planet ini dapat terkena dampaknya. Itu tidak baik," ungkap Matthew Campen, di Universitas New Mexico, AS, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Jumat (1/30.
Campen yang memimpin penelitian tersebut mengatakan dari 62 sampel jaringan plasenta yang diteliti, partikel mikroplastik ditemukan pada seluruh sampel jaringan tersebut. Penelitian juga mengidentifikasi polietilen sebagai plastik yang paling umum terdeteksi.
Konsentrasinya mencapai 6,5 hingga 790 mikrogram per gram jaringan. Nilon dan PVC duduk di peringkat dua dan tiga. "Konsentrasi mikroplastik di plasenta meresahkan. Jaringan tersebut hanya tumbuh selama delapan bulan dan mulai terbentuk sekitar satu bulan setelah kehamilan," papar Campen.
Kendati, mikroplastik nyatanya tidak hanya ditemukan pada plasenta, melainkan juga pada darah, pembuluh arteri, hingga air susu ibu. Namun, mikroplastik di organ lain dalam tubuh manusia terakumulasi dalam jangka waktu yang lebih lama dengan efek baru muncul setelah proses akumulasi beberapa waktu.
Karenanya, Campen berpendapat temuan mikroplastik dalam plasenta manusia membutuhkan perhatian khusus. Sebab, partikel-partikel ini berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan dengan menempel pada jaringan yang hanya tumbuh dalam waktu relatif singkat sebelum janin dilahirkan ke dunia.
Penelitian pertama yang mengungkap kandungan mikroplastik pada plasenta manusia modern dipublikasikan pada 2020. Penelitinya mengungkapkan mikroplastik membawa substansi yang berperan sebagai disruptor endokrin yang bisa menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia.
Campen menguraikan bahwa kadar mikroplastik yang tinggi berhubungan dengan masalah kesehatan seperti radang usus, kanker usus, dan infertilitas. Ia mengutip penelitian pendahulu pada 2021 yang menemukan pasien radang usus memiliki kadar mikroplastik 50 persen lebih banyak di dalam tinja mereka.
Wartawan : Fathia Nurul Haq
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar