logo loading

Green News

Viral Video Jakarta Lumpuh akibat Gempa Megathrust, Ini Bantahan BMKG

Video Kepala BMKG yang menarasikan Jakarta lumpuh akibat gempa megathrust viral di media sosial.

 Minggu, 17 Maret 2024

Ilustrasi. BMKG membuat skenario terburuk kondisi Jakarta yakni jika terjadi gempa magnitudo 8.7. (Pexels/Tom Fisk


Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah narasi pada video viral di platform Tiktok yang menyebutkan bahwa Jakarta lumpuh akibat gempa megathrust.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, video tersebut dipenggal oleh orang yang tidak bertanggungjawab sehingga dapat dimaknai berbeda. Hal ini, menurut dia, membuat masyarakat menjadi resah.

"Itu adalah rekaman saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR-RI pada Kamis, 14 Maret 2024. Saya tengah memberi penjelasan kepada anggota dewan mengenai alasan perlunya pembangunan Gedung Operasional Peringatan Dini Tsunami di Bali," ujar Dwikorita di Jakarta, Sabtu (16/3).

Dwikorita menjelaskan, lumpuh yang dimaksudkan dirinya saat memberikan penjelasan di DPR adalah terputusnya jaringan komunikasi seperti BTS akibat gempa megathrust. Hal inilah yang coba diantisipasi BMKG dengan membangunan Gedung Operasional Peringatan Dini Tsunami atau InaTEWS di Bali sebagai cadangan di Bali.

Keberadaan gedung operasional peringatan dini tsunami di Bali ini adalah manajemen risiko dalam kondisi darurat apabila sewaktu-waktu operasional InaTEWS di Kemayoran Jakarta mengalami kelumpuhan. Hal ini didasarkan pada skenario terburuk yaitu jika gempa terjadi di lepas pantai Samudra Hindia pada jarak kurang lebih dari 250 kilometer dari tepi pantai.

Dalam skenario terburuk tersebut yang dibuat BMKG, menurut dia, gempa megathrust berkekuatan Magnitudo 8,7 diperkirakan mampu melumpuhkan operasional InaTEWS BMKG di Jakarta. Untuk itu, menurut dia, Gedung Operasional InaTEWS yang lama perlu dibangun kembali dengan standar bangunan tahan gempa dan tahan likuifaksi.

"Bangunan yang saat ini ditempati merupakan bekas Gedung Bandara Kemayoran yang dibangun di tahun 1980-an Sementara Gedung Operasional Cadangan yang ada di Denpasar perlu disiapkan dengan desain khusus tahan gempa," kata dia.

Dwikorita berharap, penjelasan ini dapat meredakan rasa khawatir masyarakat akibat beredarnya potongan video pada aplikasi TikTok tersebut. Dia berharap masyarakat lebih jeli dan hati-hati, tidak menelan mentah-mentah isu atau kabar yang bersumber dari media sosial.


Wartawan : Asmaraloka Amerta

Penulis : Asmaraloka Amerta

Komentar

Terpopuler