logo loading

Green News

Survei Macan Tutul Jawa Dimulai, 600 Unit Kamera Pengintai Disebar

Kegiatan survei akan dilakukan selama dua tahun, tidak hanya menghitung populasi macan tutul jawa. Tetapi juga melihat kondisi ekosistemnya.

 Sabtu, 02 Maret 2024

KLHK menggelar survei macan tutul jawa se-Pulau Jawa selama dua tahun ke depan. Kegiatan ini untuk menghitung populasi satwa liar di hutan Pulau Jawa. (PEXELS/Ahmad Syahrir).


Denpasar. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Yayasan Sintas Indonesia melaksanakan kick of meeting sebagai penanda dimulainya kegiatan survei macan tutul jawa (panthera pardus melas) se-Pulau Jawa.

Survei akan memanfaatkan teknologi kamera pengintai (camera trap) untuk mencari tahu status populasi macan tutul jawa di seluruh habitat satwa liar yang tersisa di Pulau Jawa. Survei rencananya dilakukan selama dua tahun ke depan.

Mengutip ppid.menlhk.go.id, Jumat (1/3), survei juga akan mengumpulkan sampel kotoran macan tutul jawa untuk mengetahui struktur populasi mereka dan preferensi satwa mangsanya.

Survei ini akan dilaksanakan oleh UPT Ditjen KSDAE-KLHK dan mitra lokalnya. Dari sisi pendanaan, survei didukung penuh oleh KLHK dan mitra sektor swasta nasional.

Sebanyak 600 kamera pengintai akan dipasang oleh delapan tim gabungan survei lapangan secara bergantian pada kurang lebih 1.160 stasiun pengamatan di 21 bentang alam yang meliputi 10 taman nasional., 24 kawasan suaka alam, dan 55 kawasan hutan lainnya. Luas wilayah kurang lebih 9,82 juta hektare (Ha).

Diharapkan, survei menghasilkan data dasar status populasi dan preferensi satwa mangsa macan tutul jawa yang akurat berdasarkan kaidah ilmiah yang kuat. Selain macan tutul jawa, kegiatan survei juga akan memperoleh data biodiversitas terestrial lain dan sebarannya di seluruh habitat satwa liar.

Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko menyampaikan kegiatan ini merupakan survei satwa liar skala nasional kedua terbesar di Indonesia setelah survei harimau se-Sumatra yang telah selesai dilaksanakan pada 2023 lalu.

Kegiatan ini akan menjadi bukti nyata Pemerintah Indonesia dalam menerapkan kaidah iliah dalam memperkuat pengelolaan satwa liar dan habitatnya di Indonesia. Karenanya ia berharap kegiatan ini tak berhenti dengan perolehan data metapopulasi macan tutul di Jawa, tetapi juga kondisi ekosistemnya.


Wartawan : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler