Green News
Studi: Sirkulasi di Samudra Atlantik Menuju Titik Kritis
Rabu, 14 Februari 2024
Ilustrasi. Studi mengungkap sirkulasi Samudra Atlantik menuju titik kritis yang dinilai sebagai berita buruk bagi sistem iklim dan umat manusia. (PEXELS/Mineiamartins).
Denpasar. Studi mengungkap sirkulasi Samudra Atlantik menuju titik kritis, yang dianggap sebagai ‘berita buruk bagi sistem iklim dan umat manusia’.
Mengutip The Guardian, Senin (12/2), para ilmuwan yang melakukan penelitian membeberkan kejutan mereka atas kecepatan keruntuhan yang diprediksi ketika titik tersebut tercapai. Meskipun mereka menyatakan belum mungkin untuk memperkirakan seberapa cepat peristiwa itu akan terjadi.
Dengan memanfaatkan model komputer dan data historis, peneliti mengembangkan indikator peringatan awal untuk pembongkaran Sirkulasi Atlantik Meridional (Amoc), sebuah sistem arus samudra yang luas dan merupakan komponen penting dalam regulasi iklim global.
Mereka menemukan bahwa Amoc tengah menuju pergeseran mendadak, yang tidak terjadi selama lebih dari 10 ribu tahun dan akan memiliki konsekuensi serius bagi banyak bagian dunia.
Amoc, yang mencakup sebagian dari arus teluk dan arus laut lainnya adalah jalur pengangkut laut yang membawa panas, karbon, dan nutrisi dari daerah tropis menuju Lingkaran Arktik, tempat panas tersebut mendingin dan tenggelam ke dalam lautan dalam.
Proses ini membantu dalam distribusi energi di sekitar bumi dan mengatur dampak pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Kendati demikian, proses ini terkikis oleh laju pencairan yang lebih cepat dari yang diharapkan pada gletser Greenland dan lembaran es Arktik, yang mengalirkan air tawar ke laut dan menghalangi penenggelaman air yang lebih asin dan hangat dari arah selatan.
Amoc telah mengalami penurunan sebesar 15 persen sejak 1950 silam dan berada dalam kondisi paling lemah dalam lebih dari 1.000 tahun berdasarkan penelitian sebelumnya yang memicu spekulasi tentang kemungkinan keruntuhan yang mendekat.
Hingga detik ini, belum terdapat konsensus mengenai seberapa parahnya situasi ini. Salah satu studi tahun lalu, yang didasarkan pada perubahan suhu permukaan laut, mengindikasikan bahwa titik kritis dapat terjadi antara 2025 dan 2095.
Namun, Kantor Cuaca Inggris menyatakan bahwa perubahan besar dan cepat dalam Amoc ‘sangat tidak mungkin’ terjadi pada abad ke-21.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Komentar