Green News
Sampah Puntung Rokok Nggak Bisa Dianggap Remeh Loh!
Peneliti BRIN menyebut sampah puntung rokok menyebabkan mikroplastik dan membawa polutan.
Jumat, 03 Mei 2024
Ilustrasi. Peneliti BRIN menilai sampah puntung rokok berdampak negatif terhadap lingkungan karena menyebabkan mikroplastik dan membawa polutan. (PEXELS/Basil MK).
Denpasar. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Reza Cordova menyoroti urgensi penanganan sampah puntung rokok. Sebab, dia menilai dampaknya terhadap lingkungan, termasuk menyebabkan mikroplastik, membawa kandungan polutan dan dapat membahayakan manusia.
Lebih lanjut ia menjelaskan puntung rokok yang menggunakan filter berbahan selulosa asetat terurai menjadi mikroplastik fiber yang terbuang di lingkungan.
"Yang pertama terjadi adalah lapisan kertasnya yang melapisi selulosa asetat itu robek dulu. Kemudian, dari ujung depan (bagian puntung) yang terbakar sampai ujung yang belakang akan lepas duluan, terjadi fragmentasi. Semakin tinggi suhunya, akan makin mempercepat proses fragmentasinya," ujarnya dilansir Antara, Selasa (30/4).
Filter rokok awalnya digunakan untuk menyaring kandungan nikotin dan senyawa kimia berbahaya, namun Reza mengatakan setelah dibuang tanpa pengelolaan dan terpapar panas dalam jangka waktu yang lama, maka fiber yang dibentuk selulosa asetat bakal lepas satu per satu ke lingkungan.
Hasil penelitian memperlihatkan 200 partikel mikrofiber lepas per hari di dalam sebuah puntung rokok setelah terpapar di lingkungan alam bebas.
"Sayangnya, (mikrofiber yang lepas) sambil membawa polutan yang ada di dalam tembakau rokok itu sendiri. Tetapi, ketika sudah masuk ke laut, ke pantai, ternyata kompleks permasalahannya (puntung rokok)," terang peneliti yang fokus pada oseanografi tersebut.
Ketika puntung rokok dibuang, sambung Reza, potensi menyerap polutan di alam dan mikrofiber yang terlepas tidak hanya terdiri dari benang plastik. Tetapi juga membawa polutan lain.
"Pertama, kalau dilepaskan ke udara bisa masuk ke saluran pernafasan manusia atau biota yang hidup di darat. Kedua, plastik mikrofiber bisa bergerak terbawa dan tidak sengaja termakan ikan, plankton, kerang-kerangan yang ujung-ujungnya kita konsumsi. Artinya apa? Racun-racun yang ada di sana lebih kompleks," imbuhnya.
Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari menambahkan dengan tingkat konsumsi rokok yang cukup tinggi di Indonesia, maka dampak sampah puntung rokok bisa jadi signifikan jika tidak tertangani dengan baik.
"Dengan menurunkan prevalensi perokok, maka mengurangi konsumsi rokok, maka akan mengurangi sampahnya (puntung rokok)," jelasnya seraya menyerukan agar produsen rokok bertanggung jawab dalam penanganan lebih lanjut dalam menangani sampah puntung rokok.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar