Green News
Rusia Didesak Ganti Rugi Kerusakan Lingkungan di Ukraina
Selasa, 13 Februari 2024
Ilustrasi. Kelompok Internasional mendesak pertanggungjawaban Rusia terhadap kerusakan lingkungan di Ukraina akibat invasi selama dua tahun terakhir. (PEXELS/Jimmy Liao).
Denpasar. Sekelompok tokoh internasional, termasuk aktivis iklim Greta Thunberg dan sejumlah politikus Eropa, mendesak Rusia untuk mengganti rugi kerusakan lingkungan di Ukraina.
Mengutip Reuters, Senin (12/2), desakan tersebut termasuk juga upaya pembentukan badan tingkat tinggi untuk mengawasi pengumpulan dan pelestarian bukti dampak lingkungan, serta penunjukan pejabat untuk mengawasi rekonstruksi yang ramah lingkungan.
Laporan dari kelompok tersebut menyoroti kontaminasi tanah Ukraina oleh ranjau darat dan kerusakan pada Bendungan Kakhovka pada Juni lalu akibat perang.
Baca juga:
BMKG: Dampak Perubahan Iklim Mengkhawatirkan
Kerusakan itu telah mengakibatkan banjir di lahan subur dan ekosistem sensitif di antara dampak lingkungan lainnya.
Menurut para ahli hukum yang membantu Ukraina, kemungkinan besar Rusia menolak bertanggung jawab atas keruntuhan tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Ukraina menghancurkan bendungan tersebut sebagai taktik yang didukung oleh Barat untuk memperburuk konflik.
Kelompok internasional, yang didirikan tahun lalu oleh Administrasi Presiden Ukraina untuk menyelidiki berbagai masalah mulai dari keamanan nuklir hingga polusi tanah, menyajikan 50 rekomendasi dengan tujuan melacak kerusakan dari invasi hampir dua tahun itu.
"Presiden memberi kami tugas yang menantang. Dunia masih kekurangan kesepakatan tentang standar untuk mengukur kerusakan lingkungan akibat perang. Ukraina akan menjadi pelopor,” ujar Margot Wallstrom, mantan Menteri Luar Negeri Swedia.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan perlunya mencari solusi bersama terhadap segala ancaman lingkungan yang timbul akibat perang.
“Tanpa langkah bersama ini, kehidupan normal dan stabil tidak akan dapat dipulihkan,” pungkasnya di media sosial bersama rekaman pertemuan tersebut.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Komentar