logo loading

Green News

Pulau Sumatra Terancam Kekeringan Hingga 2050

BRIN menyebut ancaman kekeringan meningkat 20%-25%, terutama dari Pekanbaru hingga Lampung.

 Rabu, 12 Juni 2024

BRIN menyebut Pulau Sumatra, khususnya bagian tengah dan selatan dari Pekanbaru ke Lampung, menghadapi kekeringan. (PEXELS/Carolyn).


Denpasar. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut Pulau Sumatra, khususnya bagian tengah dan selatan yang membentang dari Pekanbaru ke Lampung pesisir timur, menghadapi ancaman kekeringan.

Ancaman kekeringan itu meningkat 20%-25% hingga 2050. "Pada saat bersamaan, wilayah-wilayah itu juga mengalami peningkatan hujan ekstrem sebesar 10%-30%," ungkap Peneliti Klimatologi BRIN Erma Yulihastin, dilansir brin.go.id, pekan lalu.

Lebih lanjut ia menjelaskan wilayah Sumatra akan mengalami perubahan durasi musim hujan yang lebih panjang. Namun, deretan hari-hari kering tanpa hujan juga meningkat.

"Akibatnya, sekali hujan bisa sangat ekstrem. Wilayah yang paling terdampak dengan musim hujan yang lebih lama dan hujan ekstrem adalah Sumatra bagian selatan, serta Lampung," imbuh dia.

Selain itu, La Nina diprediksi mulai terbentuk pada Juni 2024 dan dapat dikonfirmasi pada Agustus 2024. Dampaknya di Sumatra dan Kalimantan akan dirasakan lebih cepat dengan pembentukan kemarau basah atau musim kemarau yang lebih pendek selama dua bulan.

Karenanya, Erma menekankan pentingnya mitigasi dan adaptasi kebijakan pemerintah daerah, terutama oleh Bappeda, dengan mempertimbangkan hasil dari kajian-kajian perubahan iklim.

Salah satu upayanya dengan pemuktahiran kebijakan terkait teknis penentuan masa tanam, jadwal irigasi, dan sejenisnya.

"Harus ada terobosan-terobosan dalam pengambilan kebijakan yang dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan terus menerus diperbarui," jelasnya.

Langkah-langkah mitigasi yang tepat dan cepat, Erma menambahkan, diperlukan untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim di Sumatra, termasuk aksi nyata seperti pengurangan penggunaan plastik dan bahan bakar fosil.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar