Green News
Pemanasan Global Akibat Aktivitas Manusia Meningkat Setahun Terakhir
Laporan mengungkap suhu meningkat menjadi 1,19 derajat celsius pada 2014-2023 dari 1,14 derajat celsius pada 2013-2022.
Sabtu, 08 Juni 2024
Ilustrasi. Laporan Global Climate Change mengungkap pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia meningkat. (Pixabay).
Denpasar. Laporan Global Climate Change yang dipimpin oleh Universitas Leeds baru-baru ini menyoroti bahwa pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia meningkat.
Pada periode 2013-2022, kenaikan suhu sebesar 1,14 derajat celsius. Kini, menjadi 1,19 derajat celsius pada 2014-2023. Pada 2023 saja, pemanasan global akibat aktivitas manusia mencapai 1,3 derajat celsius.
Sementara itu, variabel lainnya, seperti alam, termasuk El Nino, berkontribusi sebesar 1,43 derajat celsius. Hal itu juga dibenarkan oleh Penulis Utama laporan Global Climate Change sekaligus Direktur Priestley Center for Climate Future Universitas Leeds Piers Forster.
"Analisis menunjukkan bahwa tingkat pemanasan global terus meningkat selama setahun terakhir, meskipun tindakan iklim telah memperlambat laju emisi gas rumah kaca," ujarnya dilansir earth.com, Jumat (7/6).
"Analisis kami dirancang untuk melacak tren jangka panjang yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Suhu yang teramati merupakan produk dari tren jangka panjang, dimodulasi oleh variasi alami jangka pendek," lanjut Forster.
Laporan ini menggarisbawahi pentingnya tindakan iklim dilakukan segera. Termasuk juga menyoroti dampak berkurangnya emisi sulfur dari pelayaran global, yang sebelumnya berdampak pada pendinginan iklim.
Baca juga:
Nyamuk Beranak Pinak Akibat Perubahan Iklim
Temuan-temuan penting dari laporan Global Climate Change ini juga menekankan bahwa pemanasan global yang terjadi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Emisi gas rumah kaca yang tinggi, rata-rata 53 miliar ton CO2 per tahun, menjadi biang keladinya.
"Emisi bahan bakar fosil menyumbang sekitar 70% dari seluruh emisi gas rumah kaca dan merupakan pendorong utama perubahan iklim," tutur Forster mengingatkan.
Laporan ini diterbitkan dalam jurnal Earth System Science Data yang bertujuan untuk menginformasikan Kontribusi Nasional (NDC) baru yang akan diserahkan oleh negara-negara ke Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada 2025.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar