logo loading

Green News

Nyamuk Beranak Pinak Akibat Perubahan Iklim

Sembilan spesies nyamuk menunjukkan ketangguhan terhadap perubahan iklim.

 Kamis, 16 Mei 2024

Penelitian mengungkap nyamuk akan beranak pinak dan habitatnya meluas seiring dengan perubahan iklim. (PEXELS/Jimmy Chan).


Denpasar. Penelitian mengungkap nyamuk beranak pinak dan habitatnya semakin meluas akibat perubahan iklim. Nyamuk penghisap darah bukan hanya gangguan saat musim panas, tetapi mereka juga membawa penyakit mematikan.

Ilmuwan di Los Alamos National Laboratory menyelidiki bagaimana perubahan iklim mungkin mempengaruhi penyebaran nyamuk. Hasilnya memberikan gambaran yang suram, menunjukkan potensi konsekuensi kesehatan masyarakat yang serius.

“Kami menemukan bahwa sembilan spesies (nyamuk) dalam model kami merespons dengan tangguh terhadap perubahan iklim,” tulis Morgan Gorris, Penulis Utama studi, dilansir earth.com, Selasa (14/5).

“Hal itu memberi tahu kami bahwa penyakit yang ditularkan nyamuk akan menjadi ancaman terus-menerus seiring pemanasan iklim,” sambungnya.

Singkatnya, nyamuk mungkin menemukan wilayah baru untuk berkembang seiring naiknya suhu global. Artinya, akan ada lebih banyak orang menghadapi risiko penyakit serius yang ditularkan oleh nyamuk.

Perubahan iklim tengah membentuk kembali ekosistem dunia dan nyamuk beradaptasi dengan cepat. Dalam studi Los Alamos National Laboratory, ilmuwan menggunakan model komputer untuk memprediksi bagaimana sembilan spesies nyamuk akan merespons suhu yang meningkat.

Temuan tersebut menyebut enam spesies akan memperluas jangkauan geografis mereka, dua spesies akan menggeser jangkauan mereka, dan satu spesies lainnya hampir tak berubah.

Sebagai contoh, Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang dikenal sebagai pembawa penyakit seperti dengue dan Zika, diperkirakan menyebar ke utara menuju wilayah baru di Amerika Utara.

Sementara itu, jenis nyamuk lain seperti Culex quinquefasciatus, akan meningkatkan area keberadaannya di bagian selatan Amerika Serikat, sehingga meningkatkan risiko penyebaran virus West Nile.


Wartawan : Ronatal Siahaan

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler