Green Lifestyle
Nutrisi dalam Sayur-sayuran Mulai Hilang, Kok Bisa?
Kandungan kalsium pada buncis turun. Begitu pula kadar vitamin A dalam asparagus.
Rabu, 03 April 2024
Para ilmuwan dari Universitas Texas mengungkap bahwa sejumlah sayuran mengalami penurunan nutrisi. (PEXELS/Engin Akyurt).
Denpasar. Para ilmuwan dari Universitas Texas mengungkap bahwa sejumlah sayuran mengalami penurunan nutrisi antara pertengahan dan akhir abad ke-20.
Penelitian ini dimulai pada 2004. Menurut penelitian itu, kandungan kalsium pada buncis turun dari 65 miligram (mg) menjadi 37 mg.
Selanjutnya, kadar vitamin A dalam asparagus anjlok hampir setengahnya. Batang brokoli mengandung lebih sedikit zat besi.
Melansir the Guardian, Selasa (2/4), kehilangan nutrisi terus berlanjut sejak penelitian dilakukan. Penelitian terbaru mendokumentasikan penurunan nilai gizi pada beberapa tanaman pokok.
Hal ini diakibatkan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Sebuah studi pada 2018 menguji beras terbukti mengandung kadar CO2 yang lebih tinggi, mengurangi kandungan protein, zat besi, dan seng.
Krisis iklim semakin mempercepat kekhawatiran terkait nilai gizi tanaman. Hal ini mendorong munculnya proses yang disebut biofortifikasi.
Biofortifikasi merupakan sebuah strategi untuk mengisi kembali nutrisi yang hilang atau nutrisi yang tidak pernah dimiliki makanan sejak awal.
Biofortifikasi mencakup berbagai teknologi. Salah satunya melibatkan modifikasi genetik tanaman untuk meningkatkan kandungan gizinya, yang memungkinkan pengenalan sifat-sifat baru secara cepat.
Cara lain, biofortifikas agronomis, memanfaatkan pupuk kaya nutrisi atau perbaikan tanah untuk memusatkan mineral tertentu dalam tanaman.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar