Green News
Napi di Texas dan Florida Terancam Mati Kepanasan di Balik Jeruji Besi
Penelitian menyebut terjadi peningkatan hari-hari panas karena perubahan iklim ekstrem terhadap 45 persen fasilitas penjara di AS.
Minggu, 10 Maret 2024
Ilustrasi. Penelitian menyebut terjadi peningkatan hari-hari panas karena perubahan iklim ekstrem terhadap 45 persen fasilitas penjara di AS. (PEXELS/RDNE Stock Project).
Denpasar. Panas mematikan di balik jeruji besi mengancam nyawa narapidana (napi) di Amerika Serikat, khususnya di negara bagian Texas dan Florida. Pasalnya, napi-napi tersebut terperangkap dalam kondisi yang semakin panas dan lembab seiring dengan perubahan iklim ekstrem.
Hampir 45 persen fasilitas penjara di AS mengalami peningkatan hari-hari panas berbahaya dari 1982 sampai 2020. Menurut penelitian Nature Sustainability, jumlah rata-rata hari panas-lembab melonjak dari 77 hari menjadi 100 hari dalam setahun selama empat dekade.
“Ketika suhu meningkat, para tahanan menjadi sasaran empuk, sama sekali tak berdaya melindungi diri mereka dari tingkat panas dan kelembapan yang mematikan,” ujar David C Fathi, Direktur Proyek Penjara Nasional di American Civil Liberties Union (ACLU), seperti dilansir the Guardian, Jumat (8/3).
“Membangun penjara tanpa kontrol iklim sama seperti membangun penjara tanpa pintu keluar kebakaran. Ini mengundang bencana,” lanjutnya.
Ancaman saat ini terhadap populasi yang dipenjara bahkan lebih besar daripada yang ditunjukkan oleh analisis. Tiga musim panas terakhir termasuk di antara yang terpanas seperti yang pernah tercatat.
Populasi napi Amerika menghadapi risiko tinggi terhadap penyakit dan kematian akibat panas karena keterbatasan fisik, usia, tingginya tingkat penyakit kronis, baik fisik maupun mental. Selain itu, minim perhatian terkait kesejahteraan mereka dari pembuat kebijakan dan masyarakat luas.
Para peneliti juga mengatakan fasilitas penjara, work camp (semacam penjara dengan program kerja paksa) dan pusat penjara migran, seringkali dibangun di lokasi yang paling tidak nyaman.
Misalnya, terdapat sedikit vegetasi yang menyejukkan dan komunitas di sekitarnya memiliki pengaruh politik terbatas untuk menolak pembangunan fasilitas tersebut.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar