Green News
M&S Investasi 1 Juta Poundsterling untuk Kontrol Sendawa dan Kentut Sapi
Investasi riteler pakaian London itu akan mengubah pola makan ternak sapi.
Jumat, 12 April 2024
Ilustrasi. Marks & Spencer berinvestasi 1 juta poundsterling untuk mengubah pola makan sapi agar dapat mengendalikan metana dari sendawa dan kentut hewan ternak. (PEXELS/Kai Pilger).
Denpasar. Marks & Spencer (M&S), ritel pakaian asal London, Inggris, menginvestasikan 1 juta poundsterling untuk mengatasi gas metana dari sendawa dan kentut sapi.
Investasi M&S berencana mengubah pola makan hewan ternak, dalam hal ini sapi, demi menekan metana dalam rangka mengurangi 11 ribu ton emisi gas rumah kaca (GRK) per tahun.
Dilansir the Guardian, Rabu (10/4), M&S merangkul 40 peternak yang menggembalakan ternak sapi untuk menambah jenis pakan baru ke dalam makanan sapi. Tujuannya, agar hewan ternak penghasil susu sapi segar dan daging itu bisa mengurangi jejak karbon.
Diketahui, metana dari sendawa dan kotoran ternak merupakan penyumbang besar emisi GRK secara global. Sapi dan hewan ternak lainnya bertanggung jawab atas 14% emisi karbon yang memicu perubahan iklim, di samping dampak dari aktivitas manusia.
M&S juga mengajak pelanggannya untuk berpartisipasi menyumbangkan pakaian yang tidak terpakai lagi kepada Oxfam. Pakaian bekas itu nantinya akan digunakan untuk proyek daur ulang kain, di mana serat digunakan kembali menjadi bahan atau kain baru.
Dalam rangka menuju emisi karbon nol bersih, M&S juga akan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengontrol pemanas ruangan, ventilasi, dan pendingin ruangan yang lebih optimal di enam gerainya. Tujuannya, tidak lain untuk mengurangi konsumsi energi.
Lebih dari tiga perempat emisi karbon M&S berasal dari rantai pasokannya. Perusahaan bertujuan mencapai net zero di seluruh rantai pasok pada 2040 mendatang.
Kepala Eksekutif M&S Stuart Machin mengatakan target itu akan ditopang dengan penjualan produk vegan dan vegetarian pada tahun depan. Yaitu, dengan menggunakan bahan 100% poliester daur ulang dan 100% minyak sawit yang berasal dari sumber bertanggung jawab pada 2026.
Rencana perusahaan mulai berjalan dengan kemasan yang didaur ulang pada 2022 lalu. Meski belum sepenuhnya menggantikan plastik. Tahun lalu, penggunaan kemasan sudah mencapai 93%.
"Bagian penting dari hal ini adalah komitmen kami terhadap inovasi. Hal ini ada dalam DNA kami dan bersama dengan model-model unik merek kami. Termasuk juga pemasok jangka panjang kami. Itulah cara kami memberikan kualitas dan menjaga kepercayaan yang diharapkan pelanggan dari kami," ujarnya.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar