logo loading

Green Lifestyle

Menyingkap Kreativitas Hijau: Enam Inovasi Eco yang Keren

Enam inovasi eco berhasil mengubah limbah jadi produk keren

 Selasa, 25 Juni 2024

Sepatu bernama Gumshoes memiliki sol berbahan dasar permen karet sebesar 20% (Dok.Gumshoes)


Bandung. Gen Z, yuk kita jelajahi kekayaan ide inovatif yang bisa mengubah cara kita berinteraksi dengan alam. Dari penggunaan bahan daur ulang dalam fesyen hingga transformasi limbah pertanian menjadi barang berguna.

Mengutip laman BBC Earth (21/6), terdapat setidaknya enam inovasi atau alternatif yang bisa kamu gunakan di kehidupan sehari-hari dalam rangka menyayangi bumi. Yuk disimak!

1. Kemasan berbahan popcorn

Busa polistiren sejak lama menjadi pilihan sebagai bahan pengemasan karena harga murah. Namun, polistiren merupakan salah satu bahan yang tidak ramah lingkungan karena membutuhkan waktu berabad-abad untuk terurai.

Berangkat dari keresahan ini, para peneliti dari Universitas Göttingen di Jerman mengembangkan popcorn atau butiran yang terbuat dari produk sampingan cornflake yang tidak dapat dimakan.

Bahan ini dapat diubah menjadi berbagai bahan untuk pengemasan yang ramah lingkungan serta dapat langsung didaur ulang dengan mudah. Kamu dapat memotongnya menjadi bagian kecil, atau digunakan sebagai kompos sekalipun.

2.      Sepatu dari permen karet

Perusahaan Gumdrop bekerja sama dengan sebuah merek fesyen bernama Explicit untuk membuat sepatu berbahan dasar permen karet daur ulang. Sepatu bernama Gumshoes memiliki sol berbahan dasar permen karet sebesar 20% atau sekitar 250 gram permen karet digunakan, yang diambil langsung dari trotoar di ibu kota Belanda.

Permen karet sendiri sebenarnya terbuat dari karet sintetis sehingga jika dipecah, bahan permen karet dapat dengan mudah diubah menjadi senyawa yang dapat didaur ulang untuk digunakan pada sepatu olahraga.

3.      Bioplastik dari pisang

Perdagangan pisang menghasilkan limbah besar. Peneliti dari UNSW Sydney mengembangkan limbah pisang menjadi bahan kemasan yang mudah didaur ulang dan mudah terurai.

Kemasan bioplastik ini menggunakan batang pisang yang memiliki kandungan air sekitar 90% untuk dikeringkan terlebih dahulu sebelum kemudian digiling menjadi bubuk halus dan diolah lebih lanjut untuk dibuat seperti kertas roti. Bahan ini dapat terurai secara alami selama kurang lebih enam bulan.

4.      Trotoar tahan banjir

Startup AquiPor menciptakan material bahan mirip beton yang dapat dilalui air hujan sehingga air hujan dapat kembali ke dalam tanah secara maksimal.

Inovasi brilian ini dapat dengan signifikan mengurangi ancaman banjir di kota-kota besar sekaligus menyaring polutan. Juga mengingat jejak karbon beton yang sangat besar, perusahaan AquiPor telah membuka jalan menuju lanskap perkotaan yang lebih hijau.

5.      Limbah anggur menjadi pendingin anggur

Sekitar 200.000 ton bahan yang tidak terpakai di produksi oleh salah satu perusahaan anggur di Jerman. Seorang desainer ramah lingkungan bernama Katharina Hölz kemudian mengubah sisa ampas dari produksi anggur menjadi bahan biodegradable yang disebut Tresta.

Bahan ini kemudian kembali diolah sedemikian rupa yang bermanfaat untuk pendingin anggur. Tresta juga dapat digunakan untuk membuat produk lain seperti kemasan dan ubin dinding penyerap suara.

6.      Pakaian probiotik yang akan aktif jika berkeringat

Selain baik untuk kesehatan usus, probiotik juga baik untuk kesehatan kulit. Untuk mengatasi terganggunya kesehatan yang disebabkan oleh bahan kimia beracun yang terdapat dalam riasan dan pakaian, desainer Rosie Broadhead dan ahli mikrobiologi Christopher Callewaert meluncurkan kolaborasi yang dinamai Skin II.

Mereka telah merancang pakaian mirip triko dengan bakteri probiotik yang dikemas dalam kain, yang dapat membantu mengurangi bau badan, meningkatkan pembaharuan sel, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Inovasi ini tidak hanya menggantikan bahan kimia yang terdapat di dalam pakaian. Namun juga, kamu tidak perlu mencucinya tidak terlalu sering.

Tertarik untuk menggunakan enam inovasi eco? Mengubah sampah atau limbah menjadi barang yang kembali bermanfaat dapat menjadi kunci untuk menuju masa depan yang lebih cerah dan ramah lingkungan.

 


Wartawan : Difta Ramadhanie

Penulis : Dessy Rosalina

Komentar


Prabowo: kelapa sawit bukan deforestasi

1-31 Januari 2025