logo loading

Green News

Meningkatkan Pasokan Listrik di Pakistan Bisa Selamatkan 175 Ribu Nyawa

Pakistan yang sedang dihantam gelombang panas membutuhkan listrik untuk mengakses fasilitas kesehatan dan air bersih.

 Kamis, 06 Juni 2024

Unicef menyebut pengembangan sistem energi yang tangguh untuk menjaga pasokan listrik di Pakistan bisa mencegah lebih dari 175 ribu kematian. (PEXELS/Ali Madad Sakhirani).


Denpasar. Unicef, organisasi PBB yang fokus pada kesejahteraan anak-anak, mengatakan pengembangan sistem energi yang tangguh untuk menjaga pasokan listrik di fasilitas kesehatan di Pakistan dapat mencegah lebih dari 175 ribu kematian pada 2030 mendatang.

Studi Unicef tersebut dilakukan saat Pakistan dihantam gelombang panas yang telah membebani sistem layanan kesehatan mereka yang sudah buruk. Pekan lalu, suhu di berbagai wilayah di Pakistan menyentuh 49 derajat celcius. Kebutuhan listrik sangat besar.

Abdullah Fadil, Perwakilan Unicef di Pakistan mengatakan anak-anak bergantung pada sekolah, pusat kesehatan, dan air minum bersih untuk kelangsungan hidup mereka.

Namun, fasilitas-fasilitas tersebut seringkali tidak memiliki pasokan listrik, sehingga tidak dapat berfungsi secara optimal.

"Padahal, ketika gelombang panas melanda, kebutuhan listrik meroket, mengakibatkan kekurangan listrik yang dapat membahayakan kesehatan anak-anak," ujarnya mengutip the Guardian, Selasa (4/6).

"Studi ini menggarisbawahi pentingnya penerapan solusi energi berketahanan. Jelas hal ini menjadi win-win solution bagi semua orang di Pakistan," lanjut Fadil.

Artinya, sambung dia, urgensi untuk beralih ke energi terbarukan menjadi lebih besar dari sebelumnya, terutama bagi anak-anak yang menderita dampak perubahan iklim.

Penulis laporan menyebut energi yang berketahanan berarti pasokan listrik yang andal, fleksibel, mudah diakses, dan berkualitas, yang mampu menahan pemadaman jaringan listrik dan banjir.

Energi yang lebih berketahanan di bidang kesehatan, pendidikan, dan layanan air bersih juga dapat membawa manfaat besar bagi anak-anak dan menghasilkan investasi tiga kali lipat.

Sekadar mengingatkan, krisis iklim berdampak serius pada pembangkit listrik dan distribusi energi di Pakistan. Pada 2022 lalu, banjir akibat hujan monsun disebabkan iklim telah menewaskan 1.739 orang dan merusak separuh infrastruktur air, termasuk air tangki penyimpanan sumur, dan jalur pasokan.

Tahun ini, Pakistan mencatat bulan terbasah pada April sejak 1961 silam dengan curah hujan lebih dari dua kali lipat dari biasanya pada bulan tersebut. Suhu siang hari melonjak hingga 8 derajat celcius, di atas suhu rata-rata dalam 20 tahun terakhir.

Pakistan juga sedang melawan bencana kebakaran hutan yang semakin parah. Pihak berwenangnya telah mendesak masyarakat untuk tetap tinggal di dalam rumah, menghidrasi tubuh, dan menghindari perjalanan yang tidak perlu di siang hari.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar