logo loading

Green Culture

Masak dengan Kompor Listrik Bermanfaat 1.000 Persen Bagi Iklim, Hoaks Kah?

 Minggu, 28 Januari 2024

Ilustrasi. Studi yang mengklaim memasak menggunakan kompor listrik bermanfaat 1.000 persen bagi iklim disebut-sebut berlebihan. (PEXELS/Kampus Production).


Mataram. Studi menyebut proses memasak menggunakan kompor listrik memberikan manfaat bagi lingkungan dan iklim hingga 1.000 persen.

Namun, studi sandingannya yang diterbitkan di Journal Nature Sustainability menyebut bahwa klaim tersebut terlalu berlebihan.

Dua lembaga sertifikasi kredit karbon, yakni Verra dan Gold Standard membantah temuan tersebut. Bahkan, Verra tengah mengembangkan metodologi baru untuk mengukur kredit karbon bagi kompor listrik.

"Usulan metodologi yang dikembangkan mencakup perubahan yang mencerminkan praktik terbaik saat ini dalam hal desain dan implementasi proyek," ungkap organisasi nirlaba tersebut dalam keterangan resminya baru baru ini sebagaimana dikutip oleh kolumnis The Guardian John Grace, Selasa (23/1).

Lebih lanjut, Verra mengungkapkan pentingnya pendanaan karbon untuk memastikan keberlanjutan proyek tungku masak yang canggih, namun berkelanjutan. 

Alih-alih memberikan klaim berlebihan terhadap suatu produk, para pemerhati lingkungan menyarankan pengukuran yang lebih komprehensif dan realistis.

"Setelah menilai secara komprehensif dengan lima metodologi yang berbeda, kami menemukan bahwa 40 persen dari kompor yang beredar di pasar memiliki kredit 9,2 kali lipat. Kalau diekstrapolasi, kami menemukan 10 kali pemberian kredit berlebihan," ujar Mahasiswa PhD di University of California, Berkeley, Annelise Gill-Wiehl.

Studi ini dilakukan di tengah pengawasan ketat pasar karbon yang tidak diatur dan bersifat sukarela. Namun, klaim berlebihan akan berdampak buruk terhadap upaya pengurangan emisi dan aksi mitigasi iklim lain yang sebetulnya efektif, tapi tertutup oleh klaim berlebihan dari kompor listrik.

Direktur Proyek Perdagangan Karbon Barbara Haya berharap kualitas kredit karbon bisa ditingkatkan.

“Pasar kredit karbon yang dibangun dengan cara yang berlebihan pasti akan gagal. Harapan kami bahwa rekomendasi spesifik yang kami tawarkan dapat membantu menjadikan tungku ramah lingkungan sebagai sumber kredit karbon berkualitas yang terpercaya,” katanya.

Penelitian lebih lanjut untuk menemukan formula kredit karbon yang lebih tepat didukung penuh oleh perusahaan kompor ATEC yang bekerja sama dengan UC Berkeley.

“Memastikan 'satu ton pengurangan emisi sama dengan satu ton' sangat penting jika kita ingin mencapai potensi penuh dari sektor pasar karbon tungku masak,” tutup Kepala Eksekutif ATEC Ben Jeffreys.


Wartawan : Fathia Nurul Haq

Komentar

Terpopuler