Green News
Lebih Dari 160 Ekor Gajah Mati di Zimbabwe Tahun Lalu
Jumat, 19 Januari 2024
Ilustrasi. Lebih dari 160 ekor gajah mati di Taman Nasional Hwange di Zimbabwe. Gajah-gajah itu mati seiring dengan cuaca panas dan kekeringan. (PIXABAY).
Denpasar. Lebih dari 160 ekor gajah mati di Zimbabwe antara Agustus dan Desember 2023 lalu. Kematian satwa yang dilindungi itu dikarenakan kondisi kekeringan dan cuaca panas ekstrem yang diperkirakan masih akan terus berlanjut.
Para pegiat konservasi khawatir akan terjadi lebih banyak kematian gajah di masa mendatang. Gajah-gajah tersebut mati di Taman Nasional Hwange, taman seluas 14.651 kilometer persegi yang menjadi rumah bagi gajah, kerbau, singa, cheetah, jerapah, dan spesies lain yang terancam punah.
Otoritas Pengelolaan Taman dan Margasatwa Zimbabwe (Zimparks) mengonfirmasi kematian gajah di taman tersebut dan mengaitkannya dengan kondisi kekeringan. Tinashe Farawo, Juru Bicara Zimparks, mengaku telah melakukan tes.
“Dan, hasil awal tes itu menunjukkan bahwa mereka sekarat karena kelaparan. Sebagian besar hewan mati antara 50 meter dan 100 meter dari sumber air,” ungkapnya, mengutip Guardian, Kamis (18/1).
Gajah-gajah yang mati sebagian besar masih muda, tua atau sakit. Sementara enam ekor gajah lainnya mati baru-baru ini di luar taman nasional diduga karena perburuan liar.
Cuaca Kering Berkepanjangan
Trevor Lane, Pendiri dan Kepala Kelompok Konservasi Bhejane Trust di Hwange, menuturkan cuaca kering berkepanjangan, kekeringan, dan periode kemarau berkepanjangan semakin meningkat di seluruh Afrika bagian selatan. Pada 2023, tidak ada curah hujan antara Februari dan November di Hwange.
“Gizi yang rendah, suhu yang sangat tinggi dan kekurangan air. Hal ini berkontribusi terhadap stres yang sangat tinggi dan kemungkinan akan terjadi lagi pada tahun ini,” imbuh dia.
Apalagi, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional memperkirakan fenomena cuaca El Nino cukup kuat pada Oktober dan Maret 2024, yang akan mengakibatkan cuaca panas, kering, dan sedikit curah hujan.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyebut kemungkinan fenomena El Nino akan mengakibatkan tertundanya curah hujan dan musim kemarau berkepanjangan dan dapat mengakibatkan kondisi kekeringan di Zimbabwe.
Wartawan : Gungsri Adisri
Komentar