Green News
Laporan OECD: Transisi Hijau Bakal Buka Banyak Lowongan Kerja
Menurut OECD, transisi energi Indonesia diperkirakan mendatangkan peluang sejuta lowongan kerja baru.
Jumat, 15 Maret 2024
Penduduk Asia Tenggara akan mengalami perubahan besar terkait lowongan kerja sejalan dengan transisi hijau. Foto: Pexels/Aleksandar Pasaric
Laporan terbaru dari OECD Development Centre menunjukkan bahwa Penduduk Asia Tenggara akan mengalami perubahan besar perolehan lapangan kerja menuju peralihan ke pertanian berkelanjutan dan sumber energi terbarukan (EBT). Tak terkecuali dengan Indonesia sebagai eksportir terbesar batu bara yang diperkirakan akan memiliki peluang sejuta lowongan kerja baru dari transisi energi.
Menurut laporan OECD yang berjudul ”Towards Greener and More Inclusive Societies in Southeast Asia”, peralihan ke praktik pertanian yang lebih berkelanjutan juga dapat mendatangkan banyak lowongan kerja baru. Memperluas lahan pertanian padi organik hingga 5% dari total lahan pertanian padi di Asia Tenggara, dapat menciptakan lapangan kerja langsung 5,4 kali lebih banyak dibandingkan dengan perluasan lahan pertanian padi konvensional dengan luas yang setara.
Transisi hijau akan memungkinkan Asia Tenggara untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi. Saat ini, lebih dari 100 juta pekerja di Asia Tenggara mempunyai pekerjaan yang berhubungan langsung atau erat dengan lingkungan.
Sayanganya, OECD mencatat banyak di antara pekerjaan yang terkait dengan alam itu rentan terhadap degradasi lingkungan. Akibat pola yang terutama disebabkan oleh pembukaan lahan untuk pertanian, Asia Tenggara telah kehilangan 15% kawasan hutannya sejak tahun 1990.
Sementara sebanyak tiga perempat dari total pasokan energi di Asia Tenggara saat ini juga bergantung pada bahan bakar fosil. Terutama, bahan bakar berupa batu bara.
“Transisi hijau akan membawa peluang baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup di Asia Tenggara, wilayah yang sangat bergantung pada alam untuk kegiatan ekonominya dan juga sangat terkena dampak perubahan iklim,” kata Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann dalam siaran pers, Senin (11/3).
Tantangan utama dari transisi hijau adalah melindungi pekerja yang akan kehilangan pekerjaan. Sebut saja pertanian, pertambangan dan pengelolaan air dan limbah yang 90% di antaranya berada di perekonomian informal.
Oleh karenanya, laporan terbaru OECD menyoroti tiga tindakan utama untuk memastikan transisi ramah lingkungan yang adil dan efektif. Pertama, melindungi pekerja yang rentan dengan memperkuat program perlindungan sosial seperti layanan kesehatan universal, asuransi pengangguran dan skema bantuan tunai.
Kedua, merencanakan pembangunan lokal dan diversifikasi ekonomi di wilayah geografis yang paling terkena dampak. Ketiga, mengantisipasi dampak transisi ramah lingkungan serta merencanakan langkah-langkah pengembangan keterampilan dan realokasi.
Komentar