logo loading

Green News

Kuota BBM Bersubsidi Tahun Depan Diusulkan 19,99 Juta Kilo Liter

Kementerian ESDM menilai subsidi terdiri dari 0,51-0,55 juta KL minyak tanah dan 18,33-19,44 juta KL solar.

 Jumat, 07 Juni 2024

Kementerian ESDM dalam Raker dengan DPR mengusulkan volume BBM bersubsidi mencapai 19,99 juta KL, terdiri dari minyak tanah dan solar. (Screenshot esdm.go.id).


Jakarta. Kementerian ESDM mengusulkan volume Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2025 sebesar 18,84-19,99 juta kilo liter (KL). Angkanya naik dibandingkan tahun ini yaitu 17,80 KL.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan usulan BBM bersubsidi terdiri dari minyak tanah 0,51-0,55 juta KL dan minyak solar sebanyak 18,33-19,44 juta KL.

"Kami mengusulkan volume BBM bersubsidi dalam RAPBN TA 2025 sebesar 18,84-19,99 juta KL," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (5/6).

Ia menjelaskan bahwa pemerintah terus memberikan subsidi tetap untuk BBM solar dan subsidi selisih harga untuk minyak tanah, dengan pengendalian volume dan mengontrol kelompok atau sektor yang berhak mendapatkan manfaat.

Pemerintah, kata Arifin, mempertimbangkan perkembangan indikator ekonomi makro, terutama harga minyak mentah Indonesia alias ICP dan nilai tukar rupiah, ketika menentukan besaran subsidi tetap solar.

"Dalam RAPBN TA 2025, kami mengusulkan subsidi tetap untuk minyak solar sebesar Rp 1.000-Rp 3.000 per liter dan subsidi selisih harga untuk minyak tanah," terang dia.

Hal itu dilakukan mengingat harga keekonomian minyak solar Rp 12.100 per liter, sedang harga jual eceran sebesar Rp 6.800 per liter.

Seperti diketahui, minyak solar masih banyak digunakan untuk transportasi darat, laut, dan kereta api, usaha perikanan, usaha pertanian, usaha mikro, dan pelayanan umum. Sehingga, perlu upaya menjaga harga jual eceran minyak solar.


Wartawan : Akshara Abraham

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler