Green Lifestyle
Krisis Iklim, Mungkin Era Salju melimpah di Resor Ski Segera Berakhir
Industri resor ski di AS kehilangan lebih dari 5 miliar dolar AS selama dua dekade terakhir karena kekurangan salju akibat perubahan iklim.
Sabtu, 09 Maret 2024
Ilustrasi. Industri resor ski di AS kehilangan lebih dari 5 miliar dolar AS selama dua dekade terakhir karena kekurangan salju akibat perubahan iklim. (PEXELS/Flo Maderebner).
Denpasar. Studi mengungkap perubahan iklim mengakibatkan penurunan salju di resor ski di seluruh dunia. Kondisi ini mengancam masa depan industri ski dan mungkin akan mengakhiri era salju melimpah.
Salah satunya, industri ski Amerika Serikat (AS) kehilangan lebih dari 5 miliar dolar AS atau setara Rp 78,7 triliun selama dua dekade terakhir.
Mengutip the Guardian, Rabu (6/3), penelitian baru telah menghitung kerugian ini yang diakibatkan oleh semakin berkurangnya hujan salju di pegunungan.
Studi sebelumnya menunjukkan di banyak lokasi, curah hujan sekarang turun dan bentuk hujan. Bukan salju, karena suhu yang memanas. Keadaan ini, menurut studi, memperpendek rata-rata musim ski di AS 5-7 hari selama separuh abad terakhir.
Hitung-hitungannya, industri ski merugi rata-rata 252 juta dolar AS atau setara Rp 3,96 triliun per tahun akibat hilangnya pendapatan dan meningkatnya biaya pembuatan salju dengan mesin.
“Kita mungkin sudah melewati era puncak musim ski. Perubahan iklim adalah realitas bisnis yang terus berkembang bagi industri ski dan sektor pariwisata,” ujar Daniel Scott, Ilmuwan di University of Waterloo di Kanada, yang melakukan penelitian dengan rekan-rekannya di University of Innsbruck.
Musim dingin hangat di beberapa bagian AS dan resor ski di Eropa menunjukkan meningkatnya masalah yang dihadapi industri wisata ski. Pegunungan di Prancis, Austria, dan Bosnia, hampir semuanya tak bersalju, memaksa lift ski berhenti beroperasi dan resor tutup.
Kawasan-kawasan di bagian barat AS melaporkan kurang dari setengah jumlah salju normal, menyebabkan resor-resor beralih pada produksi salju yang lebih besar atau mengurangi fasilitas yang ditawarkan kepada pemain ski.
“Rekor suhu tinggi pada musim dingin ini memberikan gambaran tentang masa depan. Kondisi ini menguji keterbatasan pembuatan salju di banyak wilayah dan mengubah pola kunjungan jutaan pengunjung ski serta pilihan destinasi bagi para penggemar ski,” pungkas Scott.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar