logo loading

Green News

Kerugian Akibat Sampah Plastik Masuk Laut Capai Rp 250 Triliun

Padahal, menurut BRIN, penanganan dan pengelolaan sampah dengan fasilitas mumpuni hanya berkisar Rp 16 triliun-Rp 30 triliun.

 Kamis, 02 Mei 2024

Ilustrasi. BRIN menyebut kerugian ekonomi akibat sampah plastik yang masuk ke laut diperkirakan sebesar Rp 250 triliun. (PEXELS/nguyen Thanh Ngoc).


Denpasar. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendesak agar penanganan dan pengelolaan sampah tidak berakhir ke perairan atau laut. Sebab, Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova mengatakan kerugian yang diakibatkan tidak hanya melibatkan lingkungan, tetapi juga ekonomi.

"Dari sisi ekonomi, paling tidak Indonesia mengalami kerugian range atasnya sekitar Rp 250 triliun akibat sampah plastik yang masuk ke lingkungan laut," ujarnya dalam diskusi di Jakarta, dilansir Antara, Selasa (30/4).

Lebih lanjut ia menjelaskan estimasi kerugian ekonomi tersebut baru mencakup tiga sektor, yaitu maritim, kelautan, dan perikanan. Jumlah itu jauh lebih besar dibanding biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pengelolaan sampah yang didukung fasilitas yang mumpuni.

Oleh karenanya, dia meminta agar kegiatan pemilahan sampah dari sumbernya lebih digalakkan. Selanjutnya, pengolahan dan pengelolaan sampah tersebut diperkirakan memerlukan anggaran sekitar Rp 16 triliun-Rp 30 triliun.

"Jumlah yang lumayan besar, tapi itu bisa mengurangi sampai 62 persen sampah. Paling tidak target kita (penanganan) 70 persen sampah pada 2025 bisa terkejar," imbuh Reza.

Hal itu sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional (Jaktranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, yaitu pengurangan hingga 30 persen dan penanganan sampah 70 persen pada 2025.

Kemudian, target pengurangan sampah plastik di laut sebesar 70 persen pada 2025 sesuai Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah di Laut.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler