Denpasar. Temuan mengungkap sekitar 60 perusahaan multinasional bertanggung jawab terhadap separuh polusi plastik di dunia. Enam di antaranya menyumbang seperempat dari total tersebut jumlah tersebut.

Para peneliti menyimpulkan bahwa untuk setiap peningkatan persentase produksi plastik, terdapat peningkatan yang setara dalam polusi plastik di lingkungan.

“Produksi itu sendiri adalah polusi,” ujar Lisa Erdle, Direktur Ilmu Pengetahuan di lembaga nirlaba The 5 Gyres Institute, seperti dilansir the Guardian, Senin (29/4).

Tim sukarelawan internasional mengumpulkan dan meneliti lebih dari 1,87 juta item limbah plastik di 84 negara selama lima tahun. Sebagian besar sampah yang dikumpulkan meliputi kemasan sekali pakai untuk produk makanan, minuman, dan tembakau.

Kurang dari setengah dari sampah plastik tersebut memiliki merek yang jelas yang dapat dilacak kembali ke perusahaan yang memproduksi kemasannya. Sedangkan sisanya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Ini menunjukkan dengan sangat jelas kebutuhan akan transparansi dan kemampuan pelacakan. Kami perlu tahu siapa yang memproduksi apa, agar mereka dapat bertanggung jawab, bukan?” tutur Patricia Villarrubia-Gómez, Peneliti Polusi Plastik di Stockholm Resilience Centre.

Lebih lanjut, setengah dari plastik yang bermerek itu merupakan tanggung jawab dari hanya 56 perusahaan multinasional barang konsumsi cepat saji. Sedangkan, seperempatnya berasal dari hanya enam perusahaan.

Dua perusahaan tembakau, Altria dan Philip Morris International, menyumbang 2% dari sampah plastik bermerek yang ditemukan. Danone dan Nestlé masing-masing memproduksi 3% sampah plastik.