Green News
Jalan Tiga Tahun, Program Solusi Iklim HSBC, WRI dan WWF Identifikasi Kebutuhan Industri
Pelaku industri membutuhkan inisiatif internal dan dukungan eksternal untuk menuju target emisi nol bersih.
Sabtu, 02 Maret 2024
Program CSP berupaya menyediakan asistensi teknis bagi industri untuk menuju emisi nol bersih dan mendorong eksplorasi pendanaan terkait. Foto: Mediahijau.com/Anastasia Lilin
Jakarta. Tidak semua industri mudah mengupayakan transisi energi menuju emisi nol bersih. Temuan dari program Climate Solutions Partnership (CSP) yang merupakan kongsi PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) bersama dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia dan WWF Indonesia menunjukkan, pelaku industri membutuhkan inisiatif internal dan dukungan eksternal.
HSBC, WRI Indonesia dan WWF Indonesia menginisiasi kemitraan filantropis CSP sejak tahun 2021 lalu. "Kerja sama ini untuk meningkatkan solusi kredit karbon, solusi yang berbasis alam dan mengurangi emisi," kata Francois de Maricourt, Presiden Direktur HSBC Indonesia, dalam sambutan acara yang bertema ' "The Climate Solutions Partnership (CSP): Scaling Climate Solutions by Combining Financial Strength and Expertise in Sustainability' di Jakarta, Kamis (29/2).
Sebagai informasi, CSP merupakan kemitraan selama lima tahun guna membantu solusi iklim menjadi kenyataan komersial dan memberikan dampak nyata. Program tersebut didukung oleh dana filantropis sebesar US$ 100 juta dari HSBC.
Selama menjalankan program CSP, Senior Manager Energy and Sustainable Business WRI Indonesia Clorinda Kurnia Wibowo mengidentifikasi sejumlah kendala dekarbonisasi di kalangan pelaku industri. "Bagaimana cara untuk mencapai net zero itu, industri kebingungan," katanya dalam kesempatan yang sama.
Sejumlah kendala tersebut antara lain karena tidak jelasnya informasi mengenai kebijakan insentif dan panduan mencapai emisi nol bersih. Bahkan, tidak semua industri juga paham tentang mekanisme pendanaan hijau.
Padahal, dekarbonisasi industri sangat berperan vital bagi pencapaian target iklim Indonesia karena merupakan mayoritas penyumbang emisi hingga 74,5%. Emisi industri tersebar pada beberapa aspek seperti pembakaran, transportasi, proses kimia dan produksi, sampah industri hingga penggunaan lahan.
Baca juga:
Mengenal EBT, Sumber Energi Masa Depan
Oleh karenanya, CSP berupaya menyediakan asistensi teknis bagi industri untuk menuju emisi nol bersih dan mendorong eksplorasi pendanaan terkait. Berangkat dari pengalaman, upaya peningkatan kesadaran untuk menuju transisi energi terutama terhambat pada sisi keuangan.
Pada saat yang sama, CSP melakukan advokasi kebijakan pada utilitas-utilitas energi perusahaan. "Supaya mereka juga memperhatikan perlindungan keanekaragaman hayati," kata Dewi Lestari Yani Rizki, Chief Conservation Officer WWF Indonesia.
Adapun HSBC Indonesia secara khusus bercita-cita menjadi bank dengan emisi nol bersih. "Emisi nasabah adalah emisi HSBC juga jadi ketika kami ingin menjadi net zero bank maka kami juga harus memikirkan emisi dari para nasabah dan melalui CSP kami mendorong supaya perusahaan-perusahaan juga menuju net zero sehingga kemudian cara itu bisa direplika oleh yang lain," tutur Nuni Sutyoko, Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia.
Setidaknya ada lima strategi HSBC Indonesia menjadi bank dengan emisi nol bersih. Pertama, menyelaraskan emisi keuangan HSBC untuk mencapai nol bersih pada tahun 2050.
Kedua, menggunakan Paris Agreement Capital Transition Assessment (PACTA) sebagai acuan untuk membangun jalur transisi. Ketiga, secara teratur dan transparan mengungkapkan Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD) dan mendorong para nasabah melakukan hal yang sama.
Keempat, berkerja sama dengan para pemangku kebijakan untuk mengembangkan standar global yang konsisten untuk mengukur emisi yang dibiayai. Terakhir kelima, menerapkan emisi nol bersih dalam operasional rantai pasok pada tahun 2030 atau lebih cepat.
Komentar