Green News
IKN Berpotensi Banjir Gegara Fenomena Ekuinoks
Ekuinoks terjadi ketika matahari bergeser ke ekuator. Fenomena ini terjadi dua kali setiap tahunnya, yaitu 21 Maret dan 22 September.
Kamis, 29 Februari 2024
BRIN mengungkap potensi banjir pada pertengahan Maret 2024 di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) karena fenomena ekuinoks. (PEXELS/Dan Hamill).
Mataram. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap potensi banjir pada pertengahan Maret 2024 di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). Potensi banjir disebabkan fenomena ekuinoks yang terjadi dua kali dalam setahun.
"Ketika matahari mulai bergeser ke ekuator, maka yang kemungkinan terjadi banjir kawasan ekuator. Salah satunya IKN, siap-siap diguyur basah," terang Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan, dilansir dari Antara di Jakarta, Senin (26/2).
Ekuinoks adalah peristiwa ketika titik subsolar suatu planet melewati garis ekuatornya. Selain menyebabkan potensi banjir di kawasan ekuator, peristiwa ini juga menandai jumlah waktu siang dan malam yang kurang lebih sama di belahan bumi utara dan selatan.
Baca juga:
Waspada Cuaca Ekstrem, Masuk Musim Pancaroba
Di Bumi, ada dua ekuinoks setiap tahunnya, yakni sekitar 21 Maret dan 22 September. Menurut Eddy, saat ekuinoks, hujan cenderung turun selama dua hingga tiga hari. "Hujan turun saat matahari menjelang ke garis ekuator bumi," imbuhnya.
Artinya, jika ekuinoks terjadi pada 21 Maret mendatang, maka hujan diperkirakan mulai turun pada 15 atau 16 Maret 2024.
"Nanti jangan kaget Samarinda banjir, Balikpapan banjir, IKN mulai terendam. Jangan kaget karena siklusnya memang begitu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, ini siklus (hujan) normal,” jelas Eddy.
Penjelasannya, sambung dia, ketika matahari menuju garis ekuator, maka pusat tekanan rendah bergeser ke bagian tengah bumi. Akibatnya terjadi pengumpulan massa uap air dari berbagai wilayah, seperti Australia dan sekitarnya di garis ekuator yang melintasi wilayah IKN.
Karena fenomena ini, daerah ekuator mengalami puncak hujan sebanyak dua kali dalam setahun. Saat peristiwa terjadi, wilayah sekitar garis ini menjadi mendung dan basah serta berpotensi banjir.
Wartawan : Fathia Nurul Haq
Komentar